Jakarta, PCplus – SUSE merilis laporan tren “Securing the Cloud” Asia Pasifik 2024 untuk pertama kalinya. Laporan ini mengeksplorasi tantangan keamanan cloud di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia dengan fokus pada dampak AI Generatif (Gen AI) dan komputasi Edge terhadap keamanan cloud.
Baca Juga: Cara AI Bantu Keamanan Siber
Temuan Utama di Asia Pasifik
Dari laporan SUSE terungkap jika 57% pengambil keputusan TI khawatir tentang privasi dan keamanan data dalam konteks keamanan cloud Gen AI. Selain itu, tingginya Insiden Keamanan Cloud dan Edge juga jadi perhatian. Sebab ada 64% tim yang mengonfirmasi insiden keamanan cloud. Dan 62% melaporkan insiden keamanan edge dalam 12 bulan terakhir.
Menariknya, pelaku IT ternyata masih melirik solusi cloud dan edge ini. Ada 84% orang yang bersedia memigrasikan lebih banyak beban kerja ke cloud atau edge jika keamanan data terjamin. Kendati demikian ada kekhawatiran terbesar juga yang membayangi, yait ancaman ransomware. Sekitar 34% responden menyebutkan serangan ransomware sebagai masalah utama, diikuti serangan zero-day (27%) dan kontrol visibilitas data sensitif di cloud (23%). Selain itu 33% pengambil keputusan TI berencana meninjau supply chain perangkat lunak mereka untuk meningkatkan keamanan.
Tantangan di Indonesia
Di Indonesia, pengambil keputusan TI menghadapi masalah unik dalam mengamankan infrastruktur cloud dan edge, seiring dengan meningkatnya adopsi cloud. Beberapa poin penting yang diungkapkan dalam laporan ini:
- Privasi dan Keamanan Data: 79% responden Indonesia khawatir tentang privasi dan keamanan data, lebih tinggi dibandingkan negara Asia Pasifik lainnya.
- Serangan Siber yang Didukung AI: 72% responden mengkhawatirkan serangan siber yang didukung AI.
- Kerentanan Supply Chain AI: 43% responden menyebutkan kerentanan dalam supply chain AI sebagai kekhawatiran utama.
Investasi dalam Keamanan
Untuk mengatasi ancaman ini, pemimpin TI di Indonesia sangat mengandalkan langkah-langkah keamanan seperti solusi Cloud (CPSM, CWPP, atau CNAPP), yang diadopsi oleh 59% responden. Praktik lainnya termasuk otomatisasi keamanan (53%) dan perlindungan DoS atau DDoS (47%). Indonesia juga mengalokasikan 42,5% anggaran TI mereka untuk keamanan cloud, tertinggi di kawasan Asia Pasifik.
Gayathri Peria, General Manager SUSE untuk Asia Tenggara, menyatakan bahwa serangan ransomware baru-baru ini di Indonesia menunjukkan pentingnya memiliki struktur keamanan yang kuat dan terus diperbarui. Terutama dalam menghadapi Gen AI dan komputasi edge, yang menawarkan peluang dan ancaman baru. Dengan adopsi cloud yang cepat di Indonesia, investasi berkelanjutan dalam keamanan sangat diperlukan.
Laporan ini juga mengungkapkan tantangan dan peluang yang dihadapi negara-negara Asia Pasifik, termasuk Indonesia, dalam adopsi teknologi cloud dan edge. Keamanan tetap menjadi hambatan utama, dengan perhatian khusus pada serangan ransomware, privasi data, dan serangan siber yang didukung AI generatif. SUSE sendiri berkomitmen untuk mendukung bisnis di Indonesia dengan solusi open source yang dirancang untuk melindungi infrastruktur cloud dan edge mereka.
Baca laporan lengkap SUSE terkait keamanan cloud ini di sini.