Jakarta, PCplus – Nomor telepon atau handphone (HP) telah menjadi pengidentifikasi penting. Mirip dengan identitas pribadi nomor telepon sangat penting untuk masuk ke berbagai layanan online, mulai dari jejaring sosial sampai aplikasi perbankan. Nah, mengamankan nomor hp ini jadi wajib hukumnya, karena kehilangan nomor tersebut dapat menimbulkan masalah keamanan yang signifikan bagi pemiliknya.
Baca Juga: 5 Cara Memblokir Nomor HP Agar Tidak Mengganggu
Nomor hp belakangan sangat terintegrasi ke dalam identitas digital pengguna. Sehingga kehilangan kemampuan untuk mengelolanya dapat membuka pintu bagi akses tidak sah terhadap informasi pribadi dan keuangan penting. Mengamankan nomor hp adalah kunci untuk menjaga kesejahteraan digital pengguna. Para ahli Kaspersky menyarankan tips berikut ini untuk menjaga keamanan nomor hp kamu.
Menurut “Laporan Global Digital 2024” yang dilakukan oleh Kepios, saat ini terdapat 5,65 miliar pelanggan telepon seluler unik di seluruh dunia. Angka yang signifikan ini menunjukkan bahwa mayoritas penduduk dunia memiliki setidaknya satu nomor telepon. Dan tren ini terus berkembang setiap tahunnya. Mengingat fakta-fakta ini, para ahli Kaspersky menyoroti risiko dan tanggung jawab yang terkait dengan pengelolaan nomor telepon. Mereka menekankan perlunya kesadaran dan tindakan perlindungan yang dapat digunakan dalam skenario di mana nomor telepon dapat disalahgunakan.
Mengamankan nomor hp setelah kehilangan ponsel dan kartu SIM
Ketika ponsel hilang atau dicuri dengan kartu SIM masih di dalamnya, hal ini menghadirkan skenario yang membahayakan. Tidak hanya perangkat pribadi yang hilang, situasi tersebut juga menimbulkan risiko bagi keamanan digital pemiliknya. Karena kartu SIM dapat dengan mudah ditransfer ke telepon lain, tidak adanya perlindungan PIN membuat akun pribadi yang terhubung ke nomor telepon tersebut rentan terhadap akses tidak sah.
Dalam kejadian seperti ini, langkah awal yang harus dilakukan adalah menghubungi penyedia layanan untuk memblokir kartu SIM. Setelah kartu SIM di perangkat yang hilang dinonaktifkan, maka tidak lagi menimbulkan risiko penyalahgunaan bagi pemiliknya. Langkah selanjutnya setelah pemblokiran adalah mendapatkan SIM baru dengan nomor telepon yang sama.
Untuk pengguna e-SIM, prosesnya diawali dengan menghubungi penyedia untuk menonaktifkan SIM pada perangkat yang hilang dan mengatur pengaturan koneksi pada perangkat baru. Tindakan proaktif ini membantu meminimalkan dampak kehilangan dan melindungi informasi pribadi secara efektif.
Mengelola perubahan nomor telepon dengan aman
Ketika ada kebutuhan untuk beralih ke nomor baru, mungkin karena panggilan spam atau penipuan yang terus-menerus atau perhatian yang tidak diinginkan dari orang lain, sangat penting untuk mengelola transisi perubahan dengan bijaksana. Nomor saat ini kemungkinan besar berfungsi sebagai nama pengguna atau opsi pemulihan kunci untuk berbagai layanan penting. Termasuk jejaring sosial dan aplikasi perbankan.
Operator seluler sering kali mendaur ulang nomor dan memberikan nomor lama kepada orang lain setelah jangka waktu tertentu. Jika akun yang ditautkan ke nomor tersebut belum dialihkan, pemilik baru berpotensi mengaksesnya, sehingga membahayakan informasi pribadi.
Dianjurkan untuk tidak terburu-buru dalam prosesnya. Mulai dengan mengamankan jalur baru sambil tetap mengaktifkan jalur lama akan menjadi pilihan paling aman. Periode tumpang tindih ini penting untuk memisahkan akun dari nomor sebelumnya dengan lancar. Memanfaatkan pengelola kata sandi bisa sangat membantu selama fase ini. Hal tersebut bisa membantu mengidentifikasi layanan mana yang menggunakan nomor tersebut sebagai kredensial login. Selain itu, meninjau riwayat SMS masuk untuk kode konfirmasi dapat memberikan petunjuk tentang layanan mana yang perlu diperbarui.
Menghapus Penipuan Port-Out
Penipuan port-out dimulai ketika penipu mengumpulkan informasi pribadi yang cukup untuk menyamar sebagai seseorang. Mereka sering mendapatkan data ini melalui phishing. Yaitu mengirimkan email palsu yang menyerupai email dari penyedia layanan seluler asli yang meminta rincian pribadi di situs web palsu. Atau melalui vishing, yaitu menelepon dengan berpura-pura berasal dari perusahaan telepon seluler dan menipu orang tersebut agar membocorkan informasi sensitif.
Setelah mereka memiliki nama, alamat, dan informasi lainnya, penipu dapat membuat operator seluler mengalihkan nomor telepon ke kartu SIM baru yang mereka kendalikan. Hal ini memungkinkan mereka untuk mencegat semua pesan yang dikirim ke nomor tersebut, seperti kode sandi satu kali, sehingga memungkinkan penipu mengakses akun keuangan dan pribadi. Korban biasanya tidak menyadari bahwa mereka telah ditipu sampai mereka kehilangan layanan ponsel atau melihat aktivitas aneh di akun mereka.
Untuk mencegah penipuan ini, disarankan untuk berhati-hati dengan email dan panggilan yang meminta rincian pribadi atau mendesak tindakan cepat. Verifikasi komunikasi yang meragukan dengan langsung menghubungi penyedia melalui saluran resmi. Jika mencurigai adanya pertukaran SIM, segera hubungi operator untuk mengamankan akun dan memantau laporan keuangan untuk transaksi yang tidak sah. Menambahkan PIN atau kata sandi unik untuk perubahan akun dengan penyedia seluler juga meningkatkan perlindungan, sementara penggunaan solusi keamanan siber yang komprehensif membantu melindungi dari situs berbahaya yang bertujuan mendapatkan data sensitif pengguna.
“Di dunia yang saling terhubung saat ini, nomor telepon telah berubah menjadi salah satu pengenal pribadi yang paling penting, seperti sidik jari digital. Penting untuk mendekati keamanannya dengan sangat hati-hati. Dengan mengenali risiko penyalahgunaan dan potensi bahayanya, kita dapat melindungi diri dari tekanan dan kerugian besar di masa depan. Selain itu, kewaspadaan yang dipadukan dengan solusi keamanan siber modern membentuk pertahanan yang kuat terhadap berbagai ancaman,” kata Anna Larkina, pakar analisis konten web di Kaspersky.