Jakarta, PCplus – L’Oréal berhasil menduduki puncak dalam survei Indikator Kesiapan Masa Depan (FRI) 2024 yang diselenggarakan oleh The International Institute of Management and Development (IMD). Dalam kategori Consumer Packaged Goods (CPG), L’Oreal meraih skor sempurna 100 berkat penggunaan AI. Skor ini jauh mengungguli Coca-Cola dengan 90,68 dan Procter & Gamble (P&G) dengan skor 80,4. Peningkatan peringkat ini menandai L’Oréal sebagai pemimpin dalam inovasi teknologi di industri CPG.
Baca Juga: NVIDIA Media Workshop, Memanfaatkan AI untuk Beragam Kebutuhan
Kunci sukses L’Oréal terletak pada pemanfaatan Augmented Reality (AR) dan kecerdasan buatan (AI) untuk menyediakan rekomendasi produk. Keduanya juga dipakai untuk melakukan diagnostik kulit dan uji coba produk secara virtual. Ini mencerminkan respons terhadap permintaan konsumen akan pengalaman yang lebih personal dan spesifik. L’Oreal juga mengadopsi pendekatan AI data-driven dalam pengambilan keputusan. Salah satunya menggunakan social listening untuk menganalisis perilaku pembeli. Dengan ini mereka dimungkinkan untuk menentukan produk baru, melakukan kampanye pemasaran, dan optimasi rantai pasokan.
Meningkatkan pengalaman belanja online dan offline
Strategi omnichannel L’Oréal, yang mengintegrasikan pengalaman belanja online dan offline, serta kemitraan yang kuat, telah membantu perusahaan untuk memahami perilaku konsumen dengan lebih mendalam. Hal ini menunjukkan bahwa efisiensi biaya produksi dan distribusi saja tidak lagi memadai untuk memenuhi tuntutan konsumen saat ini.
Dalam persaingan teknologi, L’Oréal unggul atas kompetitor seperti Estée Lauder dan Shiseido. Saat ini mereka masih berusaha mengejar dengan eksplorasi AI mereka sendiri. Sementara itu, Revlon mengalami keterbatasan dalam digitalisasi. Hal ini mengakibatkan mereka tertinggal jauh.
Kesuksesan L’Oréal menegaskan bahwa ada korelasi yang jelas antara inovasi dan keberhasilan perusahaan. Nestle dan Diageo, yang juga memprioritaskan teknologi, lebih unggul dibandingkan dengan perusahaan yang tertinggal dalam inovasi seperti Dr. Pepper dan General Mills. Ini memberikan pelajaran bagi perusahaan CPG di Indonesia untuk mengadopsi teknologi, digitalisasi, dan AI guna mencapai kesuksesan serupa.
