The Global Mobile App Summit and Awards (GMASA) 2017, konferensi global tahunan yang berfokus pada inovasi mobile telah diselenggarakan. Acara ini dibuka oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Venkatesh C.R (Founder & Chairman GMASA)
Menurut GMASA, acara di Balai Kartini, Jakarta ini merupakan yang pertama kalinya yang diselenggarakan di Indonesia, setelah India dan Thailand. Pasalnya, Indonesia dianggap merupakan pasar smartphone terbesar ketiga di kawasan Asia-Pasifik (setelah Tiongkok dan India).
GMASA menyatakan bahwa untuk memenuhi rasa ingin tahu dari beragam pemangku kepentingan di industri termasuk pelaku startup di Indonesia, GMASA 2017 memberikan informasi dan wawasan dari berbagai ahli di industri mobile. Selama konferensi dibahas peran inovasi mobile dalam gaya hidup digital, diikuti oleh topik lainnya mulai dari bisnis, iklan, aplikasi monetising, mobile game, e-commerce, dan banyak lagi, serta dihadirkan pemimpin industri dan ahli seperti dari UBER, IBM, Indosat Ooredoo, Google, LINE, Facebook, Tokopedia, OLX, Berrybenka, Bukalapak, VMAX, beberapa Venture Capitals yaitu GDP Venture, Convergence Ventures, Kejora, Global Founders Capital, dan banyak lagi.
GMASA 2017 juga menghadirkan sepuluh finalis Indie Pitch Fest, dengan menampilkan bisnis game mereka di depan juri selama koferensi. Kesepuluh finalis ini antara lain berasal dari Indonesia, Jerman, Amerika Serikat, Brazil, Thailand, yakni Angel Sword, Rasi Bintang, Penta, Tapto, Froggy and the Pesticide, Ruangkala, Bumble Bom bee, The Magic GO, PuzzleMonster, dan Eat & Run. Para pemenang diumumkan pada akhir koferensi dan mendapatkan hadiah uang tunai dan goodies senilai US$1.250, US$750 dan US$500.
“Kami sangat antusias untuk membawa GMASA ke Indonesia untuk pertama kalinya, karena kami melihat potensi yang sangat besar dari Indonesia, dengan jumlah pengguna smartphone di Indonesia yang diperkirakan akan tumbuh dengan pesat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan di Asia Tenggara. Selain itu, pembangunan lebih lanjut dari jaringan 4G di Indonesia dan smartphone dengan harga terjangkau telah memungkinkan 100 juta penduduk memiliki akses ke internet dengan penetrasi internet 40% di negara ini. Penetrasi internet dengan kombinasi populasi anak muda yang besar ini sangat menjanjikan bagi Indonesia, terutama dalam mendukung gaya hidup digital dan memberikan dampak untuk berbagai industri, terutama startups,” ucap Venkatesh (Founder dan Chairman GMASA).
“Kami juga melihat antusiasme yang luar biasa dari masyarakat Indonesia untuk memulai bisnis mereka sendiri dalam industri aplikasi mobile. Selanjutnya, gaya hidup digital di Indonesia sangat menarik, terlihat dari peran inovasi aplikasi mobile yang juga mengambil bagian dalam memecahkan berbagai masalah sosial di masyarakat, misalnya dalam transportasi, kesehatan, dan sebagainya,” lanjut Venkatesh.
GMASA menyatakan bahwa sebagai platform terbesar di dunia yang menyatukan berbagai pemangku kepentingan dari aplikasi mobile dan industri inovasi di seluruh dunia, GMASA 2017 bertujuan untuk menjadi bagian dari ekosistem yang tumbuh cepat untuk membantu industri mobile di Indonesia mendapatkan pengakuan lebih banyak di arena global dan mengembangkan lanskap teknologi mobile di negara ini. GMASA 2017 diklaim secara aktif menunjukkan komitmen jangka panjang dalam membangun ekosistem inovasi mobile global melalui summit di India, Thailand, dan di Indonesia.