
Banyak pengamat teknologi yang memprediksikan bahwa tahun 2016 merupakan tahunnya teknologi Virtual Reality (VR). Jika melihat perkembangannya, hal tersebut sudah mulai terbukti dengan hadirnya perangkat-perangkat virtual reality besutan produsen-produsen besar. Bahkan produsen-produsen kecil pun tidak mau kalah menghadirkan perangkat tersebut. Dan masing-masing mempunyai strategi dan standar sendiri dengan produk VR besutan mereka. Dari beberapa perangkat yang sudah diperkenalkan (bahkan sudah mulai dijual), ada 5 perangkat VR yang menarik untuk disimak.
Oculus Rift

Tidak bisa dipungkiri bahwa tren perangkat virtual reality berawal dari hadirnya Oculus Rift. Perangkat yang berawal sebagai proyek di Kickstarter ini sebenarnya sudah cukup lama hadir. Perangkat ini pertama kali diperkenalkan sejak 2012 saat masih dalam tahap pengembangan.
Dengan menggunakan headset Oculus Rift, pengguna akan merasakan pengalaman seperti masuk ke dalam dunia game yang sedang dimainkannya secara nyata. Headset Rift memiliki fitur head tracking dan controller tracking sehingga akan menghasilkan tampilan 3 dimensi dengan keseluruhan visual yang dibuat 360 derajat. Dengan sensor tersebut, pergerakan kepala yang dilakukan akan langsung diterjemahkan ke dalam gerakan pada dunia virtual sehingga pengguna bisa bebas menjelajah dunia virtual tersebut.
Yang perlu diketahui, Oculus Rift tidak bisa digunakan secara mandiri. Perangkat ini memang dibuat sebagai pelengkap bagi para gamer untuk mencicipi sensasi dunia virtual dengan cara yang menyenangkan. Tidak heran jika dibutuhkan PC dengan spesifikasi high end untuk mengoperasikannya.
Setelah 4 tahun terus dikembangkan, akhirnya Oculus Rift sudah bisa dipesan melalui sistem pre-order sejak 28 Maret 2016. Oculus Rift dibanderol dengan harga US$599. Pada paket tersebut pengguna juga akan mendapatkan controller Xbox One, Oculus remote, satu sensor tambahan, mikrofon, serta game Eve: Valkyrie dan Lucky’s Tale.
HTC Vive

HTC Vive merupakan hasil kolaborasi antara perusahaan smartphone HTC dengan perusahaan pengembang game, Valve. Dari sini terlihat bahwa perangkat VR tersebut lebih ditujukan bagi penggunaan gaming.
Di dalam headset ini terdapat layar yang akan menampilkan gambar yang membuat pengguna seolah-olah masuk ke dunia virtual. HTC Vive memiliki konsep room-scale VR yang artinya bisa menampilkan dunia virtual dalam bentuk ruang. Pengguna akan merasakan pergerakan atau perubahan dalam dunia virtual sesuai dengan gerakan yang dilakukan penggunanya. Selain berjalan, pengguna bisa menunduk, meloncat, membungkuk, dan aktivitas fisik lainnya. Luas area maksimal yang didukung HTC Vive ini sekitar 4,6×4,6 meter.
HTC Vive juga dilengkapi dengan controller khusus yang mesti digenggam selama permainan. Controller ini berfungsi untuk mendeteksi posisi dan gerakan tangan fisik pemain dan menyelaraskannya dengan dunia virtual. Contohnya ketika digunakan pada game tembak-tembakan, pemain tinggal mengarahkan controller ke obyek dalam ruang virtual dan seakan-akan sedang menembak ke sasaran tersebut.
Sama dengan konsep yang digunakan Oculus Rift, HTC Vive juga dioperasikan menggunakan bantuan PC. Dan spesifikasi PC minimum untuk mengoperasikan HTC Vive yaitu prosesor Intel i5-4690/AMD FX8350 ke atas, kartu grafis Nvidia Geforce GTX970/AMD Radeon R9 290, memori minimal 4GB, dan HDMI .14 atau Display Port 1.2.
PlayStation VR

Meski diperkenalkan belakangan, PlayStation VR langsung tancap gas dalam menghadirkan perangkat virtual reality. Sebelumnya bernama Project Morpheus, perangkat ini merupakan jawaban Sony untuk menginvasi pasar gaming dengan teknologi virtual reality yang bakal menjadi tren. Perkenalan ini dilakukan berbarengan dengan acara Game Developer Conference (GDC) 2016 yang berlangsung Maret 2016 di San Francisco.
Playstation VR dibekali dengan spesifikasi berupa layar OLED 5,7 inci yang memiliki resolusi 1920×1080 piksel. Refresh rate layar tersebut diatur pada 90 hingga 120 Hz, lengkap dengan sensor 360 derajat berbentuk 9 lampu LED.
Berbeda dengan Oculus dan HTC Vive yang membutuhkan PC, PlayStation membutuhkan perangkat PlayStation 4 serta perangkat tambahan berupa controller PlayStation 4, Playstation Camera dan PlayStation Move. Sayangnya, dalam paket penjualan, Sony tidak menyertakan perangkat tambahan tersebut dan mesti dibeli secara terpisah.
Keseriusan Sony dalam bersaing ditunjukkan dengan dipersiapkannya 50 judul game yang bakal memanfaatkan perangkat ini. Hingga kini sudah ada 234 pengembang game yang siap menyediakan konten game untuk PlayStation VR.
Menariknya, sepertinya PlayStation VR tidak hanya ditujukan bagi gamer saja. Perangkat ini memiliki fitur dengan nama Cinematic Mode. Fitur ini bisa dimanfaatkan bagi mereka yang ingin menikmati konten film dengan cara berbeda, baik untuk konten berbasis VR maupun non-VR.
Samsung Gear VR

Diperkenalkan pertama kali pada September 2014 di ajang IFA Berlin, Samsung menghadirkan perangkat virtual reality dengan nama Samsung Gear VR. Tidak lama kemudian, Oculus tertarik dengan proyek Samsung ini dan akhirnya berkolaborasi menghadirkan perangkat virtual reality yang diracik untuk menyajikan bentuk secara virtual dari mulai konten video, game atau aplikasi multimedia.
Perangkat ini memang lebih sederhana dibanding Oculus Rift dan HTC Vive karena ditujukan bagi pengguna smartphone, terutama smartphone kelas atas Samsung tipe tertentu saja. Samsung Gear VR sangat tergantung dengan smartphone sebagai media untuk mengakses seluruh konten. Material bahannya terbuat dari plastik yang kokoh, namun lebih ringan dan dirancang senyaman mungkin.
Begitu smartphone dipasangkan ke dock headset, otomatis tampilan antarmuka akan menjalankan Oculus Home yang merupakan portal konten VR. Didalamnya terdapat aplikasi VR yang terdiri dari aplikasi, film, maupun game. Samsung dan Oculus mengklaim, saat ini terdapat lebih dari seratus aplikasi dan game berbasis VR, dan tentunya akan terus bertambah lagi.
Salah satu kelebihan Samsung Gear VR adalah pengguna tidak akan direpotkan oleh sambungan kabel. Pengguna tinggal memasang smartphone ke perangkat VR berbentuk headset sehingga bisa bebas bergerak ke berbagai arah tanpa terganggu oleh kabel yang terhubung ke perangkat lain.
Microsoft HoloLens

Tidak mau kalah, Microsoft juga meluncurkan HoloLens sebagai perangkat untuk mewujudkan dunia virtual. Yang sedikit berbeda, headset lain pada umumnya menampilkan virtual reality sedangkan HoloLens khusus dibuat untuk mewujudkan augmented reality yang memadukan alam nyata dengan alam virtual lewat teknologi hologram Microsoft.
Namun mirip dengan headset VR lainnya, alat sensor pada frame HoloLens juga akan memberitahu kemana mata dan kepala bergerak. Melalui teknologi Holographic Processing Unit (HPU) akan mem-projeksi gambar-gambar yang tampil pada lensa ke lingkungan sekitar kita menjadi sebuah hologram 3D. Pengguna HoloLens nantinya akan bisa berinteraksi dengan aneka obyek virtual yang seolah benar-benar hadir di lingkungan sekitar.
Saat ini, HoloLens baru hadir bagi kalangan developer yang sudah mulai bisa dipesan sejak 30 Maret 2016 di situs Microsoft. Dan hingga kini Microsoft masih terus melakukan pengembangan dan belum mengumumkan kapan HoloLens versi konsumer akan dirilis ke pasaran.
Jika dibanding perangkat VR lain, HoloLens memiliki harga yang paling mahal. Hal ini dikarenakan HoloLens bukan merupakan perangkat tambahan (add-on) seperti perangkat VR lainnya. HoloLens merupakan satu perangkat yang sudah mencakup segalanya dan bisa langsung dioperasikan tanpa bantuan komputer ataupun smartphone. Didalamnya sudah terdapat prosesor Intel 32-bit serta sebuah Holographic Processing Unit, RAM 2 GB, storage 64 GB, serta sistem operasi Windows 10.