JAKARTA, PCplus – Transformasi perusahaan ke solusi cloud tak akan sukses jika dikerjakan sendirian. Sebab cloud butuh ekosistem, yang tidak bisa ditangani oleh satu vendor, satu pihak,satu merek. Ini dipahami betul oleh Huawei Indonesia.
Maka bersama mitranya, yakni Accenture, Cloudera, Anabatic, IDPRO, Infosys dan Telkomsigma, Huawei Indonesia meluncurkan Huawei FusionSphere 6.0. Ini adalah sebuah sistem operasi cloud kelas enterprise yang membantu pelanggan menggunakan server virtual, private clouds, public clouds, hybrid clouds, desktop clouds, dan NFVI, memungkinkan layanan utama di cloud dan memfasilitasi inovasi produksi yang berkesinambungan.
“Huawei sangat antusias untuk membangun “win-win cloud ecosystem” dengan para mitra,” kata Liu Haosheng (CEO Huawei Indonesia).
“Bersama-sama dengan mitra perusahaan di Indonesia, kami optimis akan membuat sebuah ekosistem cloud yang terbuka untuk mencapai kesuksesan bersama,” tambah Alex Cheng (Chief Technology Officer, IT, Data Centre and Cloud Solution Sales, Global Solutions Elite Team APAC Branch, Huawei Technologies Co. Ltd.).
Mengusung konsep open source yang digunakan dalam komponen, arsitektur, dan ekosistem, Huawei FusionSphere 6.0 memungkinkan pelanggan memiliki lebih banyak pilihan dalam software. Huawei FusionSphere 6.0 bekerjasama dengan komunitas open-source OpenStack, sesuai dengan standar OpenStack asli, dan mendukung antarmuka pemrograman aplikasi (APIs) OpenStack.
Aplikasi pihak ketiga yang dikembangkan berdasarkan OpenStack asli dapat berjalan pada Huawei FusionSphere 6.0 tanpa harus melakukan perubahan. Dengan tingkat kemampuan open source, produk terbaru ini cukup fleksibel untuk beradaptasi dengan kebutuhan unik dari setiap pelanggan.
Produk terbaru ini dikenalkan Huawei Indonesia pada ajang Huawei Cloud Conference Indonesia (HCC Indonesia 2016) yang berlangsung 24 – 25 Agustus 2016 di Raffles Hotel, Jakarta.