
JAKARTA, PCplus – Big data sedang menjadi buah bibir. Setiap hari tercipta 2.500.000.000.000.000.000 byte, yang jika disimpan dalam keping Blu-ray tumpukannya akan 4x lebih tinggi daripada menara Eiffel. Begitu papar Dr. Wayne Brookes selaku Deputy Head of School (Teaching & Learning), Computing and Communications University of Technology Sydney (UTS) Australia dalam jumpa pers di Jakarta (18/8/2016).
Big data, lanjut Brookes, memiliki empat karakteristik. Pertama, volumenya sangat besat. Kedua, data datang masuk secara deras, sangat cepat. Ketiga, ragamnya sangat banyak, tidak terbatas teks, angka, tapi foto, video, suara. Karakteristik keempat adalah akurasi.
Dijelaskan oleh Brookes, banyak hal dalam kehidupan manusia yang akan dipengaruhi big data. Mulai dari e-commerce, transportasi umum, manajemen sampah sampai perawatan kesehatan, penurunan angka kejahatan dan layanan kebakaran akan terpengaruh oleh big data. “Manajemen sampah seperti tong sampah pintar misalnya, bisa mendapatkan data untuk mengetahui kapan tong itu penuh sehingga bisa dijadwalkan kapan sampah harus diangkut,” cerita Brookes.
Sedangkan untuk perawatan kesehatan (health care), Brookes mencontohkan perawatan pencandu narkoba secara kustom berdasarkan DNA yang dilakukan UTS. “Juga bisa mencegah penyebaran infeksi dengan melihat pola penyebaran bakteri.”
Di New York, AS, kata Brookes, sudah ada layanan me-rating gedung-gedung yang beresiko tinggi kebakaran guna mencegah terjadinya kebakaran gedung. Sementara di Los Angeles, AS, analisis big data dipakai untuk memrediksi penurunan angka kejahatan. “Dilihat data historis misalnya saat liburan, biasanya banyak tawuran. Maka saat liburan patroli polisi diperbanyak,” terang Brookes.
“Data 3D (hasil analisis big data yang divisualisasikan), tambah Kate Dennis (Corporate Communications Manager, UTS:INSEARCH), bisa digunakan untuk berbagai analisis. “Termasuk fesyen, misalnya untuk melihat tipe kain, jenis lipatan pakaian, dan lain-lain,” ucap Dennis. Salah satu aplikasi big data yang disebut Dennis adalah pemanfaatan robot pemanjat (climbing robot) berukuran mini yang bertugas menginspeksi dan menaksir kondisi jematan pelabuhan di Sydney.
Hmm, tapi bagaimana di Indonesia ya? Mariam Kartikatresni (Director, Indonesian Development, UTS:INSEARCH) menyebutkan salah satu manfaat big data (yang sudah dianalisis dan divisualisasikan) adalah efisiensi, bisa efisiensi kemacetan maupun efisiensi energi. “Bisa bantu berbagai hal, terutama pemerintah untuk pengelolaan kota pintar,” tegas Mariam.