JAKARTA, PCplus – Serangan DDOS (distributed denial of service) bisa membuat situs perusahaan down, tidak bisa diakses sama sekali. Atau bisa juga bisa diakses tapi responnya sangat lambat.
Terkait dengan serangan DDoS, Kaspersky Lab dan B2B International telah melakukan survei Global Corporate IT Security Risks 2015 terhadap 5000 perusahaan. Hasilnya, efek dari serangan DDoS yang paling ditakuti bukanlah biaya pemulihan dari serangan DDoS, atau hilangnya pendapatan akibat downtime.
Yang paling ditakuti tentu saja adalah hilangnya akses terhadap informasi sensitif dan penting (56%). Perusahaan juga takut kalau aktivitas perdagangannya terganggu (42%). Di urutan ketiga adalah rusaknya reputasi perusahaan (37%).
Serangan DDoS juga menyebabkan premi asuransi perusahaan naik (35%), sementara tingkat kreditnya justru turun (33%). Efek lain yang ditakuti adalah hilangnya peluang bisnis (32%). Sementara biaya pemulihan dari serangan berada di peringkat 3 (28%). Berikutnya barulah hilangnya pendapatan dari bisnis (26%).
Kerugian finansial akibat satu serangan DDoS tidak kecil loh. Tergantung skala bisnis perusahaan yang diserang, kerugiannya bisa mulai dari US$ 53.000 sampai US$ 417.000. Ini bisa dipecah-pecah dalam biaya untuk menyewa konsultan sekuriti TI (67%), pengacara dan penasehat hukum (45%), konsultan manajemen resiko (45%), biaya infrastruktur atau software (42%), akuntan/auditor (42%), dan konsultan corporate image (36%).
Serangan DDoS, kata Evgeny Vigovsky (Head of Kaspersky DDoS Protection), adalah bentuk paling umum dari kejahatan cyber di dunia saat ini. “Penelitian kami menunjukkan bahwa karena ini adalah suatu bentuk serangan yang terlihat, dampaknya pada reputasi perusahaan dan kredibilitas pelanggan menjadi hal yang paling dikuatirkan perusahaan.” Ia menyarankan perusahaan untuk sejak awal membuat rencana untuk mengurangi serangan DDoS sebelum terlambat.