Jakarta, PCplus – Baru saja Vivo mengumumkan kehadiran dua smartphone seri V terbarunya, tepatnya V3 dan V3Max. Kedua smartphone tersebut dihadirkan Vivo dengan tagline faster than faster yang mengacu pada kecepatan yang ditawarkan V3 dan V3Max tatkala digunakan. Kecepatan dinilai Vivo sebagai karakteristik yang banyak dicari oleh masyarakat perkotaan yang fun dan energetic, termasuk di Indonesia.
“Kami telah menyaksikan energi, antusiasme, dan usaha dari para orang Indonesia. Karakteristik yang sangat selaras dengan milik Vivo yang muda, berenergi, dan penuh kegembiraan,” ujar Brent Loree (Overseas Brand Manager of Vivo Global). “Di Vivo kami memiliki determinasi untuk menghadirkan telepon dengan audio kelas profesional, tampilan yang luar biasa, dan pengalaman pengguna tunggal yang paling cepat,” imbuh Brent lagi.
Tiga kecepatan utama yang diandalkan oleh Vivo V3 dan V3Max adalah faster operation, faster fingerprint unlocking, dan faster shots. Faster operation maksudnya kedua smartphone baru ini menggunakan prosesor octa core, yakni Qualcomm Snapdragon 616 untuk V3 dan Qualcomm Snapdragon 652 untuk V3Max, serta memori utama besar, yaitu 3 GB untuk V3 dan 4 GB untuk V3Max.
Faster fingerprint unlocking menunjukkan bahwa baik V3 maupun V3Max menawarkan fitur fingerprint yang memiliki respon cepat. Untuk membuka kunci dari layar hitam agar smartphone siap digunakan, waktu yang dibutuhkan hanya 0,5 detik.
Adapun faster shots mengacu pada kecepatan kamera dari V3 maupun V3Max. Kamera mereka akan siap digunakan hanya dalam waktu 0,7 detik dan bisa mengunci fokus dalam waktu 0,2 detik saja.
Vivo V3Max yang merupakan varian lebih tinggi, menambahkan satu lagi fitur kecepatan, yakni faster charging. Kamu bisa mengisi ulang baterainya secara cepat. Vivo mencontohkan bahwa dengan pengisian ulang hanya 5 menit, Vivo V3Max bisa memainkan musik selama 2 jam.

Tentunya tidak hanya kecepatan yang ditawarkan oleh kedua smartphone Vivo ini. Selain bodi metal, V3 dan V3Max antara lain dilengkapi dengan AK4375. AK4375 adalah DAC (Digital to Analog Converter – alat yang bertugas untuk mengubah sinyal digital yang diperoleh dari file audio yang disimpan di smartphone menjadi sinyal analog yang dibutuhkan oleh penguat maupun headphone) yang mampu mengonversi sinyal digital sampai 32 bit 192 kHz dan memiliki SNR (Signal to Noise Ratio – perbandingan antara sinyal yang diinginkan dengan noise) yang tinggi. Dengan kata lain, kedua smartphone Vivo itu mendukung audio resolusi tinggi seperti 24 bit 192 kHz dan bisa menghasilkan suara yang “bebas” noise dengan SNR sampai 105 dB. Sebagai perbandingan CD-DA maupun FLAC dan MP3 yang berasal dari CD-DA tersebut umumnya masih menggunakan resolusi standar 16 bit 44,1 kHz.
Selain prosesor octa core dan memori utama besar, Vivo V3 dilengkapi dengan media simpan 32 GB, layar 5″ dengan resolusi 1.280 x 720 pixel, kamera belakang 13 MP dan kamera depan 8 MP, baterai 2.550 mAh, dan Android 5.1 Lollipop. Sementara, Vivo V3Max dilengkapi dengan media simpan 32 GB, layar 5,5″ dengan resolusi 1.920 x 1080 pixel, kamera belakang 13 MP dan kamera depan 8 MP, baterai 3.000 mAh, dan Android 5.1 Lollipop. Keduanya pun diklaim telah mendukung LTE.
Untuk makin menunjukkan nilai-nilai yang diusung oleh Vivo, yakni fun, energetic, dan young, produsen smartphone lima besar dunia ini menunjuk Agnez Mo sebagai product ambassador terbarunya. Bahkan sampai tanggal 10 Juni 2016, setiap penjualan smartphone Vivo yang dilengkapi tanda tangan Agnez Mo di Blibli.com, Vivo akan memberikan kontribusi ke Indonesia Mengajar.
Vivo V3 ditawarkan dengan harga Rp3.499.000,-, sedangkan Vivo V3Max dengan harga Rp4.999.000,-.