JAKARTA, PCplus – Bisnis e-commerce diyakini banyak pihak akan terus tumbuh pesat. Ini diamini oleh CEO Lazada Group Maximilian Bittner.
Dalam jumpa pers di Jakarta (8/10/2015), Bittner mengungkap bagaimana pesatnya pertumbuhan penjualan online yang digarap perusahaannya. Dari enam negara wilayah operasinya di Asia, salah satunya Indonesia, grup Lazada menikmati pertumbuhan penjualan 4x pada semester pertama 2015 jika dibandingkan kurun sama tahun lalu.
Semester pertama tahun 2014, grup yang juga beroperasi di Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam ini mencatatkan nilai penjualan US$ 110 juta. Namun pada kurun sama tahun ini, angka itu melejit 4x, yakni US$ 433 juta.

Peningkatan penjualan itu, tutur Bittner, disebabkan dua hal. Yang pertama adalah transaksi via ponsel yang dominan (60%). Juga karena adanya app di ponsel untuk penjual. Faktor kedua adalah bertambahnya jumlah barang (SKU) yang ditawarkan para penjual di Lazada. Kuartal ketiga tahun 2015, ungkap Bittner, ada 9,3 juta SKU barang, sementara kuartal ketiga 2014 jumlahnya sekitar 0,7 juta.
Melihat animo tersebut, Lazada pun memutuskan untuk tidak hanya bekerjasama dengan para merchant besar dan brand-brand besar seperti Samsung, Philips, Wyeth, Shar, Samsonite dan lain-lain, tapi juga dengan UKM (usaha kecil menengah). Lazada, terang Bittner, bermaksud menambah jumlah penjual dari kalangan UKM (SME – small medium enterprise). “Mereka yang tadinya bergantung di situs-situs C2C seperti Tokopedia dan Bukalapak,” jelasnya.
Upaya merangkul lebih banyak UKM dilakukan dengan meluncurkan program komisi nol persen bagi penjual produk non-elektronik dan asesoris elektronik di marketplace Lazada. Program nol komisi ini diberlakukan sejak Oktober sampai Desember 2015. Program ini dibarengi dengan insentif berupa ditanggungnya ongkos kirim oleh Lazada bagi penjual yang bisa menawarkan harga terbaik.
Lazada juga menawarkan program Fulfilment by Lazada. “Lazada menyediakan gudang untuk stok (penjual). Ini akan jadi penting tahun depan,” kata Bittner.
Mengantisipasi lonjakan permintaan konsumen dari seluruh Indonesia akibat programnya, Lazada sudah menyiapkan gudang baru. Selain gudang di Cakung seluas 12.000 meter persegi yang selama ini beroperasi, sebuah gudang baru di Surabaya seluas 6200 meter persegi baru saja dibuka awal September lalu. Gudang ini akan menangani pengiriman barang di wilayah timur, termasuk di luar pulau Jawa.
Tahun ini, Lazada akan membangun satu gudang baru lagi, yakni di Medan. “Nantinya juga ada satu gudang di Sumatera Utara. Juga ada di Sulawesi, tapi ini nanti setelah di Sumatera Utara,” kata Bittner.
Logistik dan infrastruktur, tekan Bittner, penting untuk menunjang keberhasilan bisnis e-commerce. “Agar bisa lebih cepat mengirim barang dan juga lebih murah biayanya. Produk (penjual) kami akan menjadi yang paling murah dibandingkan penjual lain,” ucapnya.