
JAKARTA, PCplus – Makin banyak perangkat yang terhubung Internet, berarti semakin banyak app yang diaktifkan dan semakin banyak data yang dihasilkan. Maka bandwidth yang tinggi menjadi kebutuhan. Namun bandwidth saja tidaklah cukup bila kecepatannya tidak gegas. Di sinilah peran Mellanox, begitu kata Terrence Teo (Channel Sales Director, SEA, India, ANZ, Mellanox Technologies) dalam jumpa pers di Jakarta (2/9/2015).
Eh Mellanox yang di sini bukan merek obat jerawat ya. Ini adalah nama perusahaan teknologi yang menyediakan sistem jaringan papan atas, seperti switching dan adapter. Perusahaan ini sendiri berawal dari Silicon Valley, AS pada tahun 1999 dengan pendiri dari Intel. “Ketika itu belum banyak chipset yang mendukung kecepatan, jadi Mellanox membuat data center untuk yang mau memiliki powerful system atau storage. Mellanox sediakan high networking system,” cerita Teo. “Masa depan tergantung pada interkoneksi yang paling cepat,” tambahnya.
Teo memaparkan bahwa dalam road map Mellanox, mereka selalu selangkah di depan. Tahun 200 misalnya, mereka menyiapkan interkoneksi dengan kecepatan 10Gbs. Tahun 2005, kecepatannya meningkat menjadi 20Gbs. “Tahun 2010 56Gbs, tahun 2015 100Gbs, dan tahun 2020 sudah siap 200Gbs,” ungkapnya.
Mellanox, kata Maruli Girsang (Product Manager, PT Transition Systems Indonesia), adalah interkoneksi untuk menjembatani data sehingga data tidak sia-sia. “Bisa percepat aliran data,” katanya. Smart city, e-government, 4G, sistem satu pintu, tambahnya, tidak akan berjalan dengan baik tanpa interkoneksi yang baik. “Mellanox bisa mendukung infrastruktur untuk data-data tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan smart city, health care, tidak cukup dengan 10G, tapi 20G,” tambahnya mengutipkan data APJII (Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia).
Pemakaian Mellanox, klaim Teo, bisa menurunkan biaya operasional TI sampai 50% melalui manajemen TI dengan mengenalkan platform end-to-end. “Bisa hemat karena kapitalnya tidak mahal. Bisa setengah dari budget data center, jadi sesuatu yang tidak terlalu mahal,” tambah Maruli.
Di Indonesia, Mellanox merupakan pendatang baru. Mereka membidik perusahaan yang membutuhkan kecepatan analisis data. “Seperti perbankan, sekuritas, atau perusahaan yang sudah mempunyai data center tapi belum punya interkoneksi yang cepat,” urai Maruli.
Permintaan pasar akan Mellanox, begitu perkiraan Ir. Rudy Manurung MBA (Country Manager, PT Transition Systems Indonesia), akan tinggi. Karenanya ia optimis bisa menggaet US$ 1 juta – US$ 2 juta dari kebutuhan pasar sampai akhir tahun ini.
O ya, beberapa contoh pengguna Mellanox adalah PayPal, Microsoft Bing Maps, dan HyVee. Yang terakhir adalah jaringan 235 supermarket di 9 negara bagian AS yang bisa mengurangi waktu query data dari 20 menit menjadi 20 detik.