JAKARTA, PCplus – Perusahaan e-commerce terbesar di Jepang, Rakuten, telah membuka dua cabang baru dari pusat risetnya. Salah satunya berlokasi di Asia, yakni Singapura. Satunya lagi di Boston, AS.
Rakuten Institute of Technology begitu namanya. Untuk mendukung R&D dan juga ekspansinya ke seluruh dunia, Rakuten juga memiliki cabang di New York, Tokyo dan Paris.
Kedua cabang baru ini akan bekerjasama dengan universitas dan organisasi-organisasi lain untuk merekrut para peneliti. Salah satu proyek pertamanya adalah mencari para ilmuwan yang dapat membantu Rakuten memanfaatkan data dari Viki, layanan streaming video yang dibelinya pada 2013.
Selain Viki, Rakuten juga mengakuisisi messaging app Viber, bisnis e-commerce Buy.com dan Ebates, platform e-book Kobo, distributor konten digital OverDrive dan perusahaan konten online PopSugar. Kabarnya Rakuten juga berniat menggalang dana US$ 1,5 miliar melalui penjualan saham untuk melakukan lebih banyak akuisisi.
Semua hasil akuisisi tersebut bertujuan menjadikan Rakuten sebagai perusahaan internet global yang mampu menyaingi Amazon. Rakuten Institute of Technology diharapkan bisa mempercepat proses tersebut. Rakuten Institute of Technology Singapore akan berfokus pada memahami perilaku pengguna dan dikepalai oleh Dr. Ewa Szymanska, seorang psikologis dengan spesialisasi mencakup pengambilan keputusan konsumer. Sementara cabang Boston akan dipimpin oleh Dr. Ankur Datta, yang mengawasi machine learning, deep learning, artificial intelligence, dan big data.
Rakuten Institute of Technology Boston khususnya menarik karena juga akan mengembangkan teknologi-teknologi baru untuk berkompetisi dengan produk dari perusahaan seperti Skype dan Amazon, yang menggunakan deep learning dan machine-learning untuk memotori masing-masing real-time translation tool dan facial recognition system-nya.