
JAKARTA, PCplus – Banyak perusahaan, skala kecil, menengah sampai besar/enterprise, mulai beralih ke cloud yang digadang-gadang efisien waktu dan efektif biaya. Maka pemain cloud pun terus melengkapi tawaran layanannya. Tak terkecuali Oracle yang dulu populer dengan produk database.
Oracle Cloud Platform, kata Kaleem Chaudhry (Regional Director, Enterprise Technology, Oracle Asia Pacific) dalam media briefing di Jakarta (24/8/2015), memperkuat posisi perusahaan di industri cloud. “Siap layani berbagai industri dan skala bisnis, mulai dari perbankan, pemerintahan, sampai operator telekomunikasi, mulai dari perusahaan kecil, menengah sampai enterprise. Bisa tawarkan tiga layanan berbasis cloud: PaaS (platform as a service), IaaS (Infrastructure as a service) dan SaaS (software as a service). Oracle cloud SaaS dan Paas kompatibel, karena menggunakan standar, arsitektur dan produk yang sama (dari Oracle),” urainya. Layanan cloud Oracle mencakup 24 tipe, antara lain Database Cloud, Java Cloud, Documents Cloud, Business Intelligence, Archive Cloud, Big Data Cloud, Integration Cloud, Mobile Cloud, Process Cloud dan Database Backup Service.
Oracle, klaim Chaudhry, menjadi perusahaan cloud yang berkembang paling pesat saat ini. Dalam kurun Desember 2014 – Mei 2015, PaaS-nya itu sudah digunakan 1800 kustomer dengan 1419 pelanggan baru di kuartal terakhir. Layanan ini dipakai oleh antara lain Avaya untuk Partner Relationship Management, Australian Finance Group dan CClaix. “Ada 54 ribu lebih perangkat yang tersebar di 19 data center tier-4 di seluruh dunia, 700 petabyte lebih storage, dan 33 miliar lebih transaksi dilakukan per hari,” jelasnya. Pada kuartal terakhir, Oracle menjual solusi SaaS dan PaaS senilai US$ 426 juta, atau meningkat 200% dibandingkan kuartal sama tahun lalu.
Keunikan Oracle, tutur Chaudhry, adalah memiliki merek Java, menguasai 70% pasar database dan memiliki pengalaman 30 tahun untuk menajemen database. “Tidak ada vendor cloud lain yang aktif seperti ini menjalankan analitik. Oracle punya app bisnis, app platform dan perusahaan hardware melalui SunMicrosystems, jadi kami bisa menawarkan price performance yang lebih baik. Karena semuanya menggunakan milik sendiri, tidak seperti vendor-vendor lain.”
Dalam rangka mendukung bisnis cloud-nya di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia, Oracle juga menargetkan untuk merekrut sekitar 1000 karyawan penjualan. Menurut Oracle, teknologi dan orang sama pentingnya agar Oracle bisa menangkap peluang bisnis cloud di Asia Pasifik.
Tenaga-tenaga penjualan baru tersebut berasal dari berbagai latar belakang, termasuk dari perusahaan startup dan sampai perusahaan TI yang sudah mapan. Mereka juga berasal dari berbagai sektor industri, seperti keuangan, manufaktur, telekomunikasi dan utilitas.
“Sudah ada 800 orang yang ditempatkan di berbagai negara. Di Indonesia ada, tapi jumlahnya saya kurang tahu,” kata Chaudhry.