JAKARTA, PCplus – Tahun ini, profesional di Indonesia kian rajin mencari pekerjaan baru. Mereka tak segan-segan menghabiskan waktu untuk mencari berbagai kesempatan. Begit menurut laporan Talent Trends 2015 dari LinkedIn, jaringan profesional online terbesar di dunia, yang mensurvei 2000 pekerja dari 29 negara.
Dibandingkan tahun lalu, makin banyak profesional di Indonesia yang aktif mencari pekerjaan (34% vs. 29%). Angka ini lebih tinggi dari angka global (30%). Sebanyak 83% profesional di Indonesia, baik kandidat aktif atau pasif, mengaku tertarik untuk mendengar tawaran dari perekrut atau headhunter, melampaui persentase rata-rata angka global sebesar 78%.
Laporan ini juga menunjukkan, makin banyak profesional di Indonesia (51%) yang memandang tingkat kompensasi sebagai faktor utama dalam mempertimbangkan tawaran kerja. Tahun lalu, angkanya 44%. Angka tahun ini sama dengan Singapura dan sedikit lebih rendah dari Malaysia (52%).
Konsekuensinya, semakin berkurangnya profesional yang menempatkan faktor keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan sebagai prioritas (35% vs 40% pada 2014). Namun profesional Malaysia lebih ngonyo (45%). Sedangkan profesional Singapura (32%), mengatakan hal ini sebagai faktor penting dalam memutuskan untuk menerima sebuah pekerjaan.
“Peningkatan jumlah kandidat aktif merupakan kabar baik bagi para perekrut di Indonesia. Namun mereka juga akan menghadapi tekanan terkait kompensasi, mengingat lebih dari setengah profesional di Indonesia menilai hal ini sebagai prioritas utama,” kata Feon Ang (Direktur Talent Solution LinkedIn untuk Asia-Pasific dan Jepang).
Studi LinkedIn juga mengungkap, untuk mencari pekerjaan, profesional di Indonesia lebih banyak bergantung pada saluran online dibandingkan iklan atau website perusahaan. Lebih dari setengah (57%) profesional di Indonesia yang disurvei memanfaatkan situs pencari pekerjaan online untuk mengakses berbagai kesempatan kerja, hampir sama jumlahnya dengan yang memanfaatkan jaringan profesional online seperti LinkedIn (56%).
Namun perusahaan juga tidak boleh mengesampingkan pengaruh teman dan kolega. Sebab 47% profesional di Indonesia masih bergantung pada informasi dari mulut-ke-mulut dalam mencari pekerjaan.
Penelitian LinkedIn mengungkap bahwa organisasi dan perusahaan harus memperhatikan proses interview. Selain untuk menguji kesesuaian kandidat, dalam proses ini kandidat potensial juga membangun persepsi terhadap perusahaan. Selama interview, 44% profesional di Indonesia akan senang jika bertemu dengan calon atasan mereka. Di posisi ke dua (25%), profesional di Indonesia akan senang jika bertemu dengan para eksekutif perusahaan tersebut saat interview.