
JAKARTA, PCplus – Pasar properti di tanah air masih besar, khususnya di tingkat menengah. Menurut laporan Boston Consulting Group, sampai tahun 2020 pasar properti kelas menengah diperkirakan mencapai 141 juta. :”Konsumsi domestik besar,” kata Steven Ghoos (Co-founder & Managing Director, Lamudi) dalam acara buka puasa bersama di Jakarta akhir pekan lalu (2/7/2015). “Pasar properti masih punya peluang di kalangan menengah,” tambahnya.
Penurunan suku bunga bank, kebijakan pemerintah untuk membuka investasi asing, termasuk untuk memiliki properti, dan daya beli kalangan menengah menjadi faktor pendorong konsumsi properti di sektor menengah. Penjualan secara online, kata Ghoos, akan terus bertumbuh. Pasalnya menurut survei Nielsen, begitu kutip Ghoos, ROI (return on investmen) pada pemasaran online Internet adalah yang tertinggi. Apalagi pengguna Internet di tanah air sangat banyak dan terus bertumbuh. Tahun depan (2016), diperkirakan akan ada sekitar 102,8 juta pengguna Internet.
Dibukanya ijin memiliki properti bagi orang asing juga ditengarai bisa membuat pasar properti makin seru. Ini khususnya untuk apartemen mewah di Jakarta. “Jakarta akan menjadi sasaran lokasi bagi pembeli potensial,” kata Ghoos. Di kawasan Jakarta, Lamudi merujuk lima daerah paling populer untuk apartemen dengan harga di atas Rp 5 miliar, yakni Kuningan (apartemen Verde yang dikembangkan Farpoint, MyHome Apartement yang dikembangkan Ciputra), Kebayoran Baru (Essence Dharmawangsa, Pakubuwono, The Ease Brawijaya Kebayoran), Kemang (Bloomingdale Kemang Village, Kemang Village Ritz), Kelapa Gading (Nice Garden Tower, Gading Resort), dan Thamrin (Kempinsky).
Ghoos pun optimis portal properti online-nya akan berkembang pesat dan menjadi penguasa pasar. “Kami menghubungkan profesional real estat dengan pencari properti. Pesaing seperti rumah123 dan urbanindo, sudah lebih dulu ada. Kami tidak mungkin jadi no.1 tahun ini karena baru (berusia) 1 tahun, tapi saya ambisius,” kata Ghoos.
Sebagai strategi, Lamudi akan menggandeng kemitraan dengan berbagai pihak, termasuk agen, broker dan pengembang properti. “Kami lebih suka bermitra ketimbang mengakuisisi,” kata Ghoos. Ini kendati perusahaannya baru saja mengakuisisi propertykita.com.
g