JAKARTA, PCplus – Kamu yang pergi berobat ke rumah sakit di tanah air sebagian besar pasti pernah merasakan harus mengantri untuk mendaftar layanan ke poliklinik. Lama karena proses administrasinya manual?
Itu kalau kamu berobat rawat jalan. Kalau mau rawat inap, wah lebih repot. Harus isi formulir ini dan itu. Terus harus tunggu petugas telepon dulu untuk mencari tahu apakah ada kamar kosong.
Padahal harusnya sih prosesnya lebih mudah dan cepat jika RS sudah menggunakan sistem TI bukan? Sayangnya, hanya segelintir RS di tanah air yang memiliki sistem TI yang baik. Maka maklum saja ya jika sebagian proses administrasi berlangsung lama dan bahkan manual.
“Pembangunan sistem informasi di rumah sakit masih belum komprehensif sehingga bila dilakukan audit, hasilnya pasti bermasalah. Hal ini karena dari awal tidak dilakukan pembangunan sistem yang terintegrasi,” ucap dr. Nur Abadi,MM.Msi, Ketua Asosiasi Rumah Sakit Daerah Seluruh Indonesia (Arsada) jelang rapat kerja nasional Arsada (2 – 5 Juni 2015) di Manado.
Menurut dr. Nur Abadi, penerapan sistem TI yang baik sebenarnya menguntungkan. “Dengan sistem TI yang benar, tidak akan terjadi fraud dalam hal pelayanan dan masyarakat akan diuntungkan,” ujarnya.
Dengan sistem TI yang baik, seluruh proses perawatan dan biaya akan terdata dengan baik dan slip pembayaran akan tercetak dari sistem dan bukan menggunakan tulisan tangan. Manajemen rumah sakit juga bisa mengontrol operasional karena dokter tidak bisa sebarang memberikan layanan atau obat yang tidak sesuai dengan Formularium yang telah ditetapkan.
Nah, dalam rakernas Arsada juga akan dibahas penerapan TI untuk membantu kelancaran proses layanan medis dan klinis di RS. Demo live solusi seperti electronic medical record dan lain-lain yang dipakai di beberapa RS dunia juga akan digelar.