
JAKARTA, PCplus – Bagaimana sebuah perusahaan atau bisnis memenangkan kompetisi pasar? Jawabnya adalah dengan melakukan inovasi.
Namun inovasi tidak bisa dilakukan tanpa riset. Sementara untuk riset dibutuhkan sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas. Sedangkan SDM yang berkualitas itu tidak bisa didapatkan secara instan. Namun harus dikembangkan, kemudian baru diberdayakan secara optimal.
Resep ini sudah dipraktikkan sendiri oleh Huawei, penyedia solusi informasi global dan komunikasi teknologi asal Tiongkok yang menawarkan produk jaringan telekomunikasi, perangkat, software dan cloud computing yang tahun 2014 mengalokasikan 14,2% dari total pendapatannya untuk R&D. Huawei ingin berbagi ilmu dengan Indonesia dalam mengembangkan potensi sumberdaya manusia. Maka dibuatlah kesepakatan untuk membangun pusat inovasi melalui optimalisasi SDM Indonesia.
Huawei akan menggelar pelatihan bidang teknologi komunikasi dan informatika (TIK), menyediakan akses pendidikan untuk talenta lokal terbaik, dan bersama para mitra lokalnya melakukan penelitian dan pengembangan tentang inovasi dan konsep teknologi di Indonesia. Huawei juga akan memberdayakan pakar teknologinya untuk memberikan konsultasi TIK untuk menciptakan peraturan TIK secara efektif dan berguna bagi masyarakat Indonesia.
Begitu tertuang dalam nota kesepahaman (MOU – memo of understanding) yang ditandatangani oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Kominfo Basuki Yusuf Iskandar dan CEO Huawei Indonesia Sheng Kai di Jakarta (19/5/2015). Melalui program kepedulian sosial ini, kata Sheng Kai, Huawei bersama mitra kerjanya terus berkomitmen untuk memberikan kontribusi terbaik guna meningkatkan industri telekomunikasi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Melalui Innovation Centers yang akan dibangun PT Huawei Tech Investment diharapkan akan lahir aplikasi-aplikasi dan konten dari bangsa Indonesia. Aplikasi dan konten tersebut tidak hanya bisa bermanfaat bagi bangsa sendiri tapi juga berdampak bagi dunia, alias go international. “Melalui kerjasama dengan Huawei dalam membangun pusat inovasi, diharapkan SDM nasional dapat semakin berkualitas dan kompetitif,” kata Basuki Yusuf Iskandar.
Eh iya, ini bukan kerjasama pertama antara Huawei dan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Kerjasama sudah digalang Huawei sejak 2013 dengan melibatkan Telkom dan Tekomsel untuk mendidik mahasiswa Indonesia selama 3 tahun. Tahun lalu, digelar program HCDA (Huawei Certified Datacom Associate) untuk sekitar 200 mahasiswa dari ITB, UI, Undip, ITS dan Universitas Telkom. Tahun ini, program serupa menyertakan 125 mahasiswa dari ITB, UGM, Unhas, Universitas Telkom dan ITDEL untuk dididik di bidang nirkabel sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.