
JAKARTA, PCplus – Ada yang tahu National Instruments (NI)? Kamu yang sekolah teknik pasti mengenalnya. Ini adalah perusahaan yang memproduksi berbagai instrument pengukuran dan pengendali. Baru-baru ini NI bekerjasama dengan USAID, lembaga pengembangan internasional AS untuk membantu para peneliti dan insinyur muda di kawasan Asean.
“Sudah berjalan di beberapa negara. Tujuannya adalah memberdayakan para insinyur di negara-negarra berkembang untuk mencapai kesejahteraan yang berkelanjutan dengan cara menyediakan akses ke teknologi National Instruments, “ jelas Eloisa Acha (Program Director, Planet NI Emerging Markets Asia/Rest of World) dalam jumpa pers d Jakarta akhir pekan lalu (8/5/2015).
Elose menuturkan bahwa di negara-negara berkembang seperti Fillipina dan Malaysia dan kawasan Asean lain yang disebut Sungai Mekong, para peneliti dan insinyur muda sering sulit berkembang akibat kekurangan dana dan juga tidak memiliki akses ke teknologi. Untuk mengatasi kendala itulah, NI dan USAID menggulirkan program Planet NI.
Program yang dinamai Planet NI itu kini juga tersedia bagi para peneliti dan insinyur muda di Indonesia. Target Planet NI, kata Eloise, adalah membantu UKM dan perusahaan startup, perusahaan incubator dan technology park, serta menyediakan kemitraan dengan akademisi universitas swasta dan negeri serta politeknik.
“Mereka bisa datang ke NI untuk meminta dukungan teknologi, software dan hardware NI,” ucap Eloise. “Bisa pinjam alat, perangkat pengukuran, software LabVIEW, jika idenya dapat memberikan dampak sosial di masyarakat,” tambah Yasrof Adityo Mahardiko (District Sales Manager, National Instruments).
Planet NI akan fokus pada penyediaan informasi dan pelatihan pengembangan keterampilan bagi UKM. Para wanita dan wiraswasta muda di sektor ekonomi khususnya akan dilibatkan demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, di kawasan Asean, pekerja perempuan sering diupah lebih rendah dibandingkan pekerja pria. Selain itu banyak pekerja perempuan di pabrik perakitan dan manufaktur beketerampilan rendah.
Program yang berada di bawah koordinasi USAID COMET dan USAID ACTI ini diharapkan bisa membantu 100 universitas dan politeknik dalam meningkatkan jumlah pekerja terampil di bidang-bidang tertentu di kawasan Asean dalam kurun waktu 5 tahun mendatang.
Kamu tertarik mengikuti program ini? Jika ya, silakan ajukan proposal dan jelaskan dampak sosial penelitianmu terhadap masyarakat di website NI (http://indonesia.ni.com/planetni). O ya, proposalmu itu, kata Eloise, harus berbasis teknologi. Kamu juga harus merupakan perusahaan startup yang tidak memiliki dana cukup untuk memulai usaha.
Jika proposalmu disetujui, kamu akan mendapatkan bantuan software, pelatihan dan dukungan selama 1 – 2 tahun sampai menghasilkan prototype yang bisa berfungsi (working prototype). Tapi, tegas Eloise, ini semua tidak gratis loh.