JAKARTA, PCplus – Kalau sebelumnya kamu membaca prediksi sekuriti dari Kaspersky Lab, kini giliran Symantec dan Norton yang merilis prediksinya. Menurut Symantec dan Norton, tahun depan situasinya tak lebih baik dari tahun 2014.
Berikut prediksi Symantec dan Norton untuk tahun 2015:
- Kemajuan dalam Internet of Things (IoT) akan memunculkan potensi baru dari resiko keamanan. Maklumlah IoT berarti konsumen akan mengalami peningkatan konektivitas di seluruh perangkat, gadget dan mesin mereka. Serangan pada Internet of Things (IoT) akan fokus pada otomasi rumah pintar. Otomasi rumah pintar yang populer di konsumen dari Asia Pasifik sampai Jepang, kata Symantec, membuat perangkat konsumer “plug and play” seperti kamera CCTV dan kontrol akses jarak jauh untuk alarm, pencahayaan dan kontrol iklim akan dimanfaatkan oleh pejahat cyber. Misalnya, berita akhir-akhir ini tentang Insecam.com, sebuah situs yang diyakini berasal dari Rusia, menyiarkan feed dari atau kamera IP di seluruh dunia.
- Perangkat mobile menjadi sasaran yang lebih menarik.
Perangkat mobile bahkan akan menjadi lebih berharga ketika penyedia layanan dan toko ritel beralih ke pembayaran mobile. Contohnya, Apple Pay tentunya telah mengatasi beberapa kelemahan yang memfasilitasi beberapa serangan terakhir ke sistem PoS. Jika Apple Pay berangkat sebagai metode pembayaran, para penyerang kemungkinan akan menguji keamanan sekitar pembayaran near field communication (NFC).
- Machine learning akan menjadi game changer dalam perang melawan kejahatan cyber.
Generasi baru dari platform bisnis muncul dari konvergensi machine learning dan big data dan ini akan menjadi sebuah game changer dalam keamanan cyber. Machine learning merupakan suatu bentuk pembelajaran yang mendalam yang dapat dianggap sebagai langkah awal dalam kecerdasan buatan.
- Privasi akan terus dikorbankan untuk aplikasi mobile.
Banyak pengguna internet mau berbagi informasi mengenai lokasi mereka, dan durasi baterai perangkat mobile meraka, serta memberikan akses untuk melihat foto-foto, daftar kontak, dan informasi kebugaran, semuanya untuk aplikasi mobile. Namun sebenarnya banyak konsumer benar-benar tidak tahu apa yang mereka setujui ketika mengunduh aplikasi.
- Penipu akan terus melakukan penipuan ransomware
Internet Security Threat Symantec melaporkan, serangan ransomware tumbuh 500 persen dan berubah menjadi ganas di akhir 2013. Pertumbuhan ini disebabkan oleh keberhasilan Ransomcrypt, yang secara umum dikenal sebagai Cryptolocker. Ancaman ini memang dirancang untuk mengenkripsi file pengguna dan meminta tebusan agar file dapat di-unencrypted. Baru-baru ini para pembuat ransomware mulai memanfaatkan sistem pembayaran elektronik dan online seperti Bitcoins, Webmoney, Ukash, greendot (MoneyPak).
- Kebocoran data besar 2014 menjadikan keamanan cyber sorotan di tahun 2015
Pada 2015 akan terlihat evolusi dari Personal Data Protection Act terutama di kawasan Asia Pasifik.
- Distributed denial-of-service (DDoS) akan terus meningkat sebagai ancaman
Motivasi penyerang dapat bervariasi, dengan hacktivism, keuntungan, dan perselisihan. Kemungkinan menjadi target serangan DDoS yang pendek namun intensif semakin meningkat.
- Perilaku pengguna akan menjadi pusat karena keamanan bergerak melampaui kata kunci
Mengadopsi teknik otentikasi multi faktor seperti sandi sekali waktu atau pemindaian iris mata dan sidik jari dapat menjadi metode perlindungan alternatif, walaupun terkadang bukan pilihan yang paling aman. Solusi yang benar untuk melindungi informasi yang berharga ini terletak pada perilaku pengguna, yang pada akhirnya adalah bagaimana kita dapat mencegah aset pribadi dan identitas online dimanfaatkan.
- Awan akan mengantarkan kita menuju Infinity and Beyond.
Bagi konsumen, awan pada tahun 2015 mewakili jumlah tak terbatas informasi pribadi yang di-host dari jarak jauh dan perdebatan mengenai wewenang untuk mengakses, mengontrol, dan melindungi data pribadi di awan akan terus meningkat.
10. Usaha melawan kejahatan cyber tidak bisa dilakukan sendiri. Industri keamanan bersama-sama dengan penyedia layanan telekomunikasi dan pemerintahan dari seluruh dunia harus menggabungkan kekuatan untuk mengalahkan kejahatan cyber.