
JAKARTA, PCplus – Apa mobile messaging yang kamu pakai? WhatsApp? Teman-teman main dan kolegamu? Juga WhatsApp?
Ah, tapi ternyata jawara mobile messaging bukanlah WhatsApp. Tapi WeChat. Begitu ungkap Jason Mander (Head of Trends, GlobalWebIndex) dalam jumpa pers di Jakarta tadi siang (25/11/204).GlobalWebIndex adalah perusahaan riset terbesar di dunia yang berbasis di Inggris. Mereka setiap tahunnya mewawancarai 170 ribu individu di 32 negara yang merupakan 89% pengguna Internet di dunia.
WeChat, tutur Mander, dalam survei tiga bulanan yang dilakukan perusahaannya terhadap 4000 pengguna aktif Internet di tanah air, tumbuh sangat pesat pada kurun 2013 – 2014. Angka pertumbuhannya paling tinggi, 895%. “Karena mereka mulai dari basis yang sangat rendah. Dan dipandang (oleh user) sebagai lebih dari sekadar messaging,” terang Mander.
Lalu di mana posisi WhatsApp? Dari segi pertumbuhan, ia ada tepat di bawah WeChat, dengan tingkat pertumbuhan 133%. Di peringkat ketiga adalah Facebook Messenger dengan tingkat pertumbuhan 112%, yang ditempel ketat oleh Skype dengan 108%.
WeChat, jelas Mander, banyak dipakai oleh mereka yang berusia muda, 16 – 24 tahun. Sementara pengguna terbanyak WhatsApp ada di rentang usia 35 – 44 tahun. Facebook Messenger? Sama dengan pengguna WhatsApp, yakni mereka dengan usia 35 – 34 tahun.
Sementara dari sisi latar belakang, pengguna WeChat dominan dari universitas (74%). Begitu pula WhatsApp (73%) dan Facebook Messenger (68%).
Pengguna ketiga mobile messaging ini paling sering memanfaatkan layanan tersebut untuk mengunggah foto dari perangkat mobile-nya, juga belanja online, dan berkomunikasi suara via VoIP.
O ya, kendati WeChat jawara di dunia dan Asia Pasifik dan tumbuh pesat di Indonesia, di tanah air ia masih kalah populer dibandingkan WhatsApp. “Di Indonesia WhatsApp yang paling top,” kata Mander. Namun untuk dunia, mobile messaging WeChat yang dominan di Tiongkok dan punya porsi pengguna dunia 23% ini mengungguli Facebook Messenger (20%) dan WhatsApp (18%).
“WhatsApp itu sebenarnya hype. Namun di Jepang, ia tidak punya pengguna. Di Tiongkok hanya 2%, dan di AS 4%. Padahal ketiga negara ini mewakili tiga negara dengan populasi pengguna Internet terbesar di dunia,” papar Mander.