
JAKARTA, PCplus – Perusahaan yang punya banyak kantor cabang atau lokasi kerja dituntut efisien bekerja, hemat anggaran dan berproduktivitas tinggi. Mobilitas menjadi penting, merupakan faktor pencetus transformasi. Begitu kata Hans A. Utomo (Country Sales Manager Indonesia, Citrix) dalam Media Session di Jakarta kemarin siang (25/11/2014).
“Dulu, orang bekerja dari jam 9 sampai jam 5. Tapi sekarang lebih dari jam normal. Bisa di taksi,saat libur lihat device dan bekerja. Bekerja tidak lagi bisa dipisahkan. Dan Citrix akan membuatnya seamless,” tambah Annamalai Chockalingam (Director of Solution Engineering ASEAN, Citrix).
Citrix, promosi Hans, merupakan mobile workspace application terbaik saat ini. “Real, terbukti, sudah digunakan kustomer di seluruh belahan dunia.” Hans lalu merujuk Rhaetian Railway di Swiss yang para pegawainya kini bisa bekerja mandiri tanpa harus ke kantor, yang para kondektur KA tidak lagi harus membawa-bawa manual teknis berlembar-lembar tetapi bisa mengaksesnya dari ujung jemarinya sehingga bisa berfokus pada aktivitas mengantarkan orang secara aman. Ia juga menunjukkan video testimonial dari Sonnenschein, Nath & Rosenthal, Sun Corp, dan Tesco.
“Semua data disimpan di data center. Pengguna disediakan toko apps yang mudah dipakai. Bisa beli app seperti Office 2013 dari WorxStore. Bisa lihat e-mail korporat, preview attachment secara secure. Simpannya di data center, bukan di device. Bisa dapat akses ke intranet secara aman dengan satu klik. Tidak perlu pakai VPN,” terang Philip Tang (Senior Product Evangelist ASEAN, Citrix).
Dokumen apa pun bisa dibagi-pakai dari ShareFile. Jika mau sharing data, akan dibuatkan link sehingga tidak memboroskan bandwidth.
“IT admin jadi sangat efisien. Data aman, tidak ada yang hilang kendati device-nya hilang. Namun data selalu mengikuti user,” kata Tang.
Di Indonesia, tutur Hans, juga sudah ada ratusan pengguna Citrix. Dua yang terbesar adalah perusahaan ritel SaveMax SuperGrosir dan bank OCBC NISP.
Bagi OCBC NISP, kata Hans, manfaat Citrix adalah meningkatkan kecepatan melayani nasabah, memudahkan upgrade melalui app yangada dan meluncurkan app baru. “Terlihat simpel tapi penting bagi OCBC karena time-to-market. Sebelumnya harus roll-up sekitar 300 cabang, butuh 2 – 3 bulan. Dan kalau buka cabang baru sekarang hanya butuh sekitar 2 hari. Dulu satu minggu. Tinggal pasang thin-client ke cabang-cabang,” jelasnya.
Manfaat Citrix ini diamini oleh Joanita Iwan Tamsil (IS & T Director, SaveMax, PT Emporium). Iwan mengungkapkan, bisnis ritel bermargin sangat rendah, kadang-kadang di bawah 1%, sehingga untuk bisa bertahan IT harus efisien, cepat, simpel, dan mudah dipakai. “Mau akses informasi perusahaan semudah akses telepon. Adanya di smartphone,” kata lelaki yang pernah bekerja di Lotte ini.
SaveMax, ungkap Iwan, tidak menggunakan PC tapi terminal dan memanfaatkan data center di kawasan Sudirman, Jakarta untuk melakukan virtualisasi desktop dan aplikasi. “Thin client POS pertama di Indonesia. Di toko zero client, hanya (ada) monitor dan keyboard. Semua aplikasi mengikuti pengguna. Orang toko kalau ke kantor pusat tinggal login dan dapat layar terakhir yang dilihatnya di toko,” ceritanya.
Proses penerapan Citrix XenDesktop 7.5 (sekarang sudah di-upgrade ke 7.6) pun, aku Iwan, tak lama. “Cuma 2 bulan.” Dan semua itu digawangi oleh satu orang support saja. “Kalau pakai PC, harus punya tim yang besar,” kata Iwan.
Hmm, bagaimana jika koneksi Internet tidak stabil seperti di tanah air? Apakah penggunaan Citrix tidak terganggu? Tidak juga, sebab Citrix punya fitur offline, NetScalar. “Akses 2G/3G yang putus-putus tetap lancar karena (Citrix) menggunakan teknologi dari NASA,” tegas Annamalai.
Tantangan utama menggunakan Citrix, menurut Hans, adalah perubahan paradigma. “Bahwa kalau tidak ada koneksi tidak bisa kerja.” Sementara manfaat utamanya, menurut Tang, adalah ROI yang kualitatif dan kadang-kadang tidak dipandang oleh orang keuangan. Padahal sistem thin client seperti Citrix ini lebih aman karena semua data ada di data center.”Kalau device hilang, datanya bisa dihapus oleh admin TI,” tambah Hans.
“Yang dihemat adalah biaya operasional. Kalau PC, ada depresiasi 3 tahun. Harus ganti PC baru karena sudah lambat. Kalau terminal, 10 tahun tidak ganti tidak apa-apa karena zero client. Printer pun bisa dibatasi. Satu kantor satu printer. Less paper, bukan paperless. Teknologi Citrix mendukung,” papar Iwan.