JAKARTA, PCplus – Mau tak mau semua negara harus menyiapkan infrastruktur cloud jika tak mau terisolasi dan tertinggal dari para tetangganya. Menurut studi tahunan Cisco Cloud Index (2013 – 2018), tahun 2018 mendatang setengah dari populasi dunia akan punya akses internet dari rumahnya. Dan 53% dari mereka akan menggunakan penyimpanan cloud pribadi. Rata-rata lalu lintas penyimpanan cloud per pengguna, begitu tulis Cisco dalam laporannya, akan mencapai 811 MB per bulan.
Ini berarti semua negara, termasuk Indonesia, harus siap cloud. Kabar baiknya, begitu kata Cisco, jumlah negara yang dianggap cloud-ready terus bertambah.
Kalau tahun 2013 baru 79 negara yang dianggap memenuhi kriteria Advanced Cloud Application untuk jaringan tetap atau fixed. Namun tahun ini (2014), jumlahnya meningkat menjadi 109 negara.
Tahun lalu (2013), 42 negara memenuhi kriteria Intermediate Cloud Application untuk jaringan mobile. Tahun 2014, jumlahnya bertambah menjadi 52 negara.
Lalu bagaimana dengan Indonesia? Ah, berdasarkan Cloud Readiness Tool, Indonesia sudah memenuhi kriteria Advanced Cloud Application untuk jaringan fixed. Kecepatan unduh di negara kita, sebut Cisco, rata-rata mencapai 2,641 Kbps, sedangkan unggah rata-rata mencapai 1,287 Kbps dengan 89 ms untuk latency.
Tingkat Advanced Cloud Application menetapkan batas kecepatan unduh lebih dari 2.500 kbps; keceptan unggah lebih dari 1.000 kbps; dan latency kurang dari 100 ms. Pada tingkatan ini, contoh layanan konsumen tingkat lanjut adalah connected education, connected medicine, percakapan video HD. Sedangkan contoh layanan bisnis tingkat lanjut adalah kantor virtual, konferensi audio HD, konferensi video HD.
Dalam laporannya, Cisco juga mengungkap nNegara dengan kinerja jaringan tetap terdepan pada tahun 2014, yakni (secara alfabetis) Hongkong, Jepang, Korea, Belanda, Romania, Singapura, Swedia, Swiss dan Taiwan. Sementara negara dengan kinerja jaringan mobile terdepan pada tahun 2014 (secara alfabetis) adalah Australia, Belgia, Cina, Denmark, Korea, Luxembourg, Oman, Qatar, Selandia Baru dan Uruguay.
O ya, dalam menilai kesiapan cloud, Cisco menetapkan penghitungan rata-rata dan median kecepatan menggugah/ mengunduh dan latency berdasarkan analisis tes kecepatan jaringan global tetap dan jaringan mobile.