
JAKARTA, PCplus – Sembilan tahun lalu, 2005, Lenovo mengakusisi divisi bisnis PC IBM. Perkawinan itu berakhir sukses, membuat produsen PC no. 1 di Tiongkok itu masuk dalam daftar Global Fortune 500 pada tahun 2008. Perkawinan yang berbuah manis itu membuat Lenovo ingin lagi. Tahun ini, 2014, giliran bisnis server x86 IBM yang diakusisi Lenovo.
“Setiap akusisi berbuah sukses, “ kata Rajesh Thadani (Country General Manager, Lenovo Indonesia) dalam jumpa pers di Jakarta tadi siang (287/1
0/2014). Thadani bercerita, tahun 2010 Lenovo membuat joint venture dengan NEC. Lalu tahun 2011 membeli perusahaan Jerman, yakni Medion. Tahun 2014, selain IBM x86, Lenovo membeli bisnis Motorola.
Lenovo, ucap Thadani, kini bukan lagi ssebuah merek Tiongkok, tapi pemain global. Perusahaan ini masuk dalam daftar Global Fortune 500 tiga kali, yakni tahun 2008, 2011 dan 2012.
Lalu apa yang akan dilakukan Lenovo dengan IBM x86? Targetnya, kata Thadani, adalah menjadikan Lenovo sebagai penguasa pasar server no. 1 di dunia, juga di tanah air. Saat ini, tambah Vony Tjiu (Country Manager, Business Group Enterprise, Lenovo Indonesia), Lenovo menduduki peringkat kedua di pasar server Indonesia dengan penguasaan 70%. Sementara di dunia, Lenovo (dengan penambahan dari IBM x86) duduk peringkat tiga dengan nilai pasar US$ 42,1 miliar.
Uniknya, Lenovo tidak menetapkan kapan target menjadi pemain no. 1 itu akan dicapai. “Tidak ada batas waktu. Kami maunya tumbuh dengan ajek, tidak naik turun. Tapi akan dalam waktu dekat,” tegas Thadani. “Mau jadi US$ 5 miliar bisnis yang menguntungkan di seluruh dunia,” tambahnya tanpa bersedia merinci target di tanah air