JAKARTA, PCplus – Europol, gabungan dari upaya-upaya penegakan hukum di Eropa, mewanti-wanti bahwa Internet of Things (IoT) akan dimanfaatkan untuk membunuh seseorang tahun ini. Ngeri ya?
Ya, kulkas berfitur Internet bisa saja berencana memesan selai kacang dan membubuhkannya ke roti isimu. Nah kalau kamu alergi terhadap kacang, ya bisa celaka! Sementara itu scarf WiFi, kalau ada, bisa saja berencana mencekik lehermu, dan jam pintarmu (smartwatch) mungkin memikirkan bagaimana membuat tanganmu mengarah ke dirimu sendiri.
Saat ini kita tidak bisa mendapatkan kepastian. Europol mengatakan “pembunuhan online” yang bisa merujuk ke ribuan cover version di YouTube.
” Internet of Everything (IoE) mewakili vektor serangan yang benar-benar baru yang menurut kami sudah diperhatikan oleh para penjahat,” kata Europol dalam asesment ancamannya. “IoE itu nyata. Akan makin banyak perangkat yang dibuat “pintar” dan karenanya menjadi saling terkoneksi.”
“Sayangnya, nyata juga bahwa banyak dari perangkat-perangkat seperti itu akan memunculkan celah yang bisa dimanfaatkan oleh para penjahat untuk mengakses jaringan. Makin banyak obyek yang terkoneksi ke internet dan dengan terbentuknya tipe baru dari infrastruktur yang kritikal, dan kita akan melihat makin banyak serangan terarah (targeted attacks) pada infrastruktur yang ada yang muncul, termasuk cara-cara baru skema pemerasan uang (misalnya ransomware untuk mobil pintar atau rumah pintar), pencurian data, kecelakaan fisik dan kemungkinan kematian dan botnet tipe baru.“
“Kemungkinan kematian ” menjadi bahaya baru di sini, dan kekuatiran Europol disebabkan oleh sebuah laporan dari lembaga sekuriti AS IID yang memberikan peringatan tentang kematian digital tahun lalu. IID mengatakan,” Kita akan menyaksikan kasus publik pertama dari pembunuhan via perangkat terkoneksi internet yang diretas,” dan menambahkan bahwa ini bisa saja hadir dalam wujud alat pacu jantung yang diretas atau kendaraan bermotor yang diretas.
Saat ini memang belum ada kasus pembunuhan akibat utak-atik perangkat yang terbukti. Tetapi para peretas sudah menyoroti kelemahan-kelemahan pada sistem sekuriti sistem. Namun mantan wakil presiden AS Dick Cheney yang memiliki penyakit jantung tahun lalu mengungkap bahwa fungsi wireless di perangkat defibrilliator yang ditanam di tubuhnya dinonaktifkan. Penyebabnya adalah kekuatiran bahwa orang luar bisa meretas ke jaringan dan menyebabkan serangan jantung.