
JAKARTA, PCplus – Pasar storage di Indonesia, juga di dunia, tahun ini tak bertumbuh. Di Indonesia, tutur Steven Law (Country Manager, NetApp Indonesia), pasar storage turun 30%. Anehnya, pendapatan NetApp justru mengalami pertumbuhan. “Sekitar 140%,” ungkap Steven.
Steven mengatakan, pada tahun fiskal 2015 ini (Mei – Juli 2014) NetApp Indonesia mencatatkan 23 permintaan baru. Peningkatan pesat ini datang dari pasar baru, yakni enterprise. Sebelumnya produsen solusi manajemen data dan storage ini memang tidak bemain di kelas enterprise, tapi di mid-range.
Kini, NetApp mulai menggarap sektor enterprise. Maklum portofolio produknya sudah bertambah luas ke enterprise melalui tawaran clustered DATA ONTAP. “Tadinya enterprise itu milik legacy vendor. Clustered DATA ONTAP lebih murah dan menjadi backbone monolithic vendor,”jelas Steven. “90% order baru di Indonesia sudah clustered DATA ONTAP,” tambahnya.
Peningkatan pesat NetApp di tanah air, tutur Steven, datang dari tiga pasar. Ketiganya adalah Telekomunikasi dan perbankan, public/pemerintahan, dan energi (termasuk perminyakan dan gas dan pertambangan). “Public sector mulai ada banyak permintaan. Cloud banyak di telekomunikasi,” kata Steven tanpa mau merinci lebih lanjut.
Salah satu penyebab melonjaknya permintaan akan produk NetApp adalah rekam jejaknya yang bagus. Produk NetApp kompatibel ke belakang sampai 10 tahun, jadi tetap bisa berfungsi dengan baik walaupun menggunakan produk yang lebih tua. “Di Indonesia yang penting track record. Indonesia sensitif dengan itu,” kata Steven.