JAKARTA, PCplus – Pertumbuhan data 60% – 70% setiap tahun, virtualisasi, dan anggaran TI yang menurun telah memaksa CIO (chief information officer) menghadapi fakta bahwa perlindungan tradisional tidak lagi memadai. “Perlindungan harus lebih cepat dan otomatis, memberi wawasan ke lingkungan virtual yang lebih luas dan rumit,” kata Eric Hoh (Vice President, Asia South & Korea Regions, Symantec Corp.) dalam jumpa pers Symantec Symposium 2014 di Jakarta (18/2/2014).
Dua solusi yang ditawarkan Symantec adalah NetBackup 7.6 dan Storage Foundation 6.1. Dijelaskan oleh Raymond Goh (Senior Regional Director, Systems Engineering, Asia South Region, Symantec), NetBackup 7.6 mampu mem-backup data di dunia virtual dan memberikan recovery dari mesin virtual VMWare vSphere yang lebih cepat, sampai 400x dibandingkan penyimpanan standar. Booting dilakukan langsung dari backup. Selama proses restore, solusi tersedia 100% di vSphere.
NetBackup 7.6, kata Goh, memang dibekali fungsi baru untuk melindungi lingkungan VMWare dalam skala terbesar ketika perusahaan pindah ke arsitektur pusat data yang didefinisikan software (software-defined datacenter). Menurutnya, inilah satu-satunya produk backup yang dapat mengakomodir ratusan ribu virtual machine dan data dalam jumlah petabyte. Ia bisa melindungi 300 VM dalam 300 detik.
Backup, kata Goh, bisa berlangsung lengkap dan otomatis dan 35x lebih cepat dibandingkan cara lama. “Menggunakan DeDup dengan VMWare accelerator,” jelas Goh. Penggunaan backup ini, tambahnya, mampu menghemat waktu instalasi 15%, mengurangi kesalahan konfigurasi 50%, dan 30% – 100% berjalan lebih cepat.
Selain NetBackup 7.6, Symantec menawarkan Storage Foundation 6.1. Yang satu ini ditujukan untuk data center yang mau beralih ke SSD (solid state drive) dari SAN (storage area network). “Tidak perlu migrasi yang mahal. Performance bisa meningkat 4x dengan tambahan biaya 20%, kata Goh.
Storage Foundation versi baru ini memungkinkan perusahaan untuk menggabungkan SSD dengan DAS (direct attached storage) dan SAN tanpa mengorbankan availability. Dengan software ini, pengguna bebas memilih penyedia infrastruktur storage, dan membuat keputusan penting secara lebih cepat. Salah satu yang baru di Storage Foundation adalah teknologi FSS (flexible storage sharing) yang memungkinkan server mengakses data jarak jauh seakan-akan dari storage lokal.