
Jakarta, PCplus – Semua pasti tahu kalau 2014 adalah tahunnya politik di tanah air. Kalau kamu aktif bermedia sosial mungkin kamu juga ngeh bahwa media sosial kita belakangan dibanjiri dengan akun-akun para penggiat politik. Tak disangkal bahwa media sosial pun kini populer digunakan sebagai media kampanye. Coba saja tengok saat perhelatan pemilihan Gubernur Jakarta lalu, hingga hingar bingar para Capres 2014 yang wara-wiri dengan berbagai akun media sosialnya.
Berdasarkan data survey MarkPlus Youth 76,7% anak muda di Indonesia rajin update status di media sosial. Selain itu berdasarkan data Yahoo dan TNS pada 2009 menyebutkan bahwa 64% pengguna internet di Indonesia adalah golongan muda yang berumur antara 15-19 tahun. Hal ini disampaikan Raka Ibrahim, penggiat Pamflet, sebuah organisasi riset, dalam diskusi “Proyeksi Aktivisme Digital di Tahun 2014” di Jakarta. Melihat data ini, dibuatnya akun media sosial ini oleh para politikus adalah salah satu cara untuk menarik simpati anak muda.
“Sebab, tak bisa dipungkiri kaum muda punya posisi untuk pemenangan pemilu. Setidaknya suara anak muda usia 18-30 tahun menguasai setidaknya 30% dari total suara pemilih. Oleh karena itu, pemuda yang duduk di kelas 3 SMA ini juga menilai bahwa keterlibatan anak muda dalam pemilu penting. “Karena kita adalah pemegang negara ini di masa yang akan datang. Pemilu-pemilu di masa yang akan datang ada di tangan kita,” tegasnya.
Meski demikian, dilapangan tak dapat dipungkiri kalau sebagian dari anak muda sekarang skeptis terhadap politik. Alasannya bermacam-macam, mulai dari sekedar malas, tidak peduli dengan politik, sampai mereka yang skeptis dengan politik dan pemilu. Sehingga tak heran jika banyak kaum muda yang memilih untuk menjadi golput pada pemilu. Tapi, Public Virtue, menyebutkan baiknya menjadi golput bukan dilakukan tanpa alasan. “Kenapa kamu golput? jangan cuma beralasan males ah, tapi biar konstruktif (membangun) pemilu (itu sendiri), suarakan alasan kamu kenapa kamu golput,” jelasnya. “Kalau perlu bikin situs sendiri, golput.com misalnya, biar orang juga bisa lihat alasan orang-orang yang golput ini,” tambahnya lagi.
Pada akhir acara Usman Hamid dari Change.org menyampaikan harapannya agar generasi muda bisa membuat media sosial bukan cuma sebagai tempat privat dimana kamu hanya membicarakan keseharian saja. Tapi juga berkembang sebagai tempat diskusi untuk membicarakan masalah publik. Sehingga pemuda seperti kamu bisa ikut ambil peran dalam kelangsungan negara ini. Selain itu juga memperkuat peran media sosial sebagai kontrol sosial. “Ingat bahwa bangsa ini digerakkan oleh kaum muda,” ujar … saat dihubungi terpisah usai acara. Kamu tentu tahu peristiwa di tahun 1997 yang digerakkan oleh mahasiswa, hingga masa pergerakan nasional di masa penjajahan yang juga didorong oleh para pemuda kala itu. Mari kita mengukir sejarah kita sendiri dengan cara kita saat ini.