Cloud computing yang terjangkau kini bukan lagi impian. Adalah Infinys Sistem Indonesia yang telah yang meluncurkan layanan yang mereka sebut Cloud Kilat. Melalui layanan ini, pelanggan dapat mengimplementasikan cloud dengan cepat, nyaman, dan tidak mahal.
Seperti bisa lihat selengkapnya di sini, Cloud Kilat menawarkan berbagai layanan cloud dengan harga sangat terjangkau. Virtual Cloud dibandrol mulai harga Rp. 185 ribu. Tersedia juga Kilat Hosting dengan domain tak terbatas berbiaya Rp. 50 ribu. Untuk kebutuhan backup, tersedia Kilat Storage dengan biaya mulai Rp. 20 ribu.
Layaknya layanan cloud, Cloud Kilat pun dirancang dengan kemudahan ekspansi sesuai kebutuhan. Jika kebutuhan bulan ini melonjak, pengguna tinggal menambah kapasitas. Namun jika bulan depan kebutuhan kembali normal, pengguna tinggal menurunkan kapasitas tersebut. Semua proses tersebut berlangsung tanpa prosedur yang rumit, sehingga pengguna dapat memanfaatkan layanan Cloud Kilat dengan optimal.
Menyasar Provider Luar
Sebenarnya, Infinys selama ini sudah memiliki layanan cloud computing. Namun layanan Infinys Cloud tersebut ditujukan untuk segmen enterprise yang membutuhkan technical support penuh. Sedangkan di Cloud Kilat, support dilakukan dengan sistem tiket. Jadi jika ada masalah, pengguna mengisi form khusus yang nantinya akan dijawab oleh tim technical support.
Meski begitu, Infinys tetap menjamin keandalan Cloud Kilat. “Cloud Kilat dibangun menggunakan sistem yang terpercaya” ungkap Dondy Bappedyanto, General Manager Infinys System Indonesia dalam perbincangan khusus dengan PCplus. Dondy menunjuk penggunaan solusi kondang seperti SuperMicro, Juniper, dan Parallels yang menjadi tulang punggung infrastruktur Cloud Kilat. Apalagi, enginner Infinys pun pada prakteknya tetap memberikan dukungan kepada pengguna Cloud Kilat layaknya pengguna Infinys Cloud. “Sudah kultur kita sih memuaskan pelanggan sih” ungkap Dondy sambil tertawa.
Cloud Kilat akan menjadi satu dari sekian solusi cloud computing yang belakangan menjamur di Indonesia. Namun Dondy melihat, persaingan sesungguhnya bukan dari penyedia layanan cloud dari Indonesia. “Kita justru ingin mengambil konsumen Indonesia yang masih menggunakan layanan cloud luar negeri seperti AWS (Amazon Web Services) dan Rackspace” ungkap Dondy.
Alasannya, masih banyak konsumen Indonesia yang masih menggunakan layanan cloud computing dari luar tersebut. “Mungkin mereka belum percaya dengan perusahaan Indonesia” analisa Dondy. Padahal jika dikaji, banyak keuntungan menggunakan layanan cloud dalam negeri, seperti tidak harus menggunakan bandwidth internasional sampai kemudahan komunikasi. Dondy juga menampik anggapan keandalan maupun harga penyedia cloud luar negeri yang lebih baik. “Komponen yang digunakan Cloud Kilat sama dengan penyedia cloud luar” ungkap Dondy. Penyedia cloud luar pun tidak menyediakan technical support khusus—sama seperti yang dilakukan Cloud Kilat.
Karena itulah, Dondy melihat posisi Cloud Kilat lebih strategis daripada sekadar layanan cloud computing. “Kita membuat Cloud Kilat agar uang kita tidak lari ke luar negeri” ungkap Dondy.
Dan tentu, tidak pakai mahal.