JAKARTA, JUMAT – Di kalangan keluarga Indonesia, mobil Kijang Innova sangat familiar. Banyak keluarga Indonesia yang memilikinya. Bagian dalamnya yang lega memang mengakomodir kebutuhan keluarga Indonesia yang senang berpergian bersama keluarga.
Namun tahukah kamu kalau desain Kijang Innova itu tercipta dengan software Autodesk? Begitu juga desain truk Dyna. “Toyota banyak memakai software Autodesk, misalnya untuk building maintenance. Juga pakai Alias Automotive sejak tahun 2004. Kijang Innova, Dyna adalah hasilnya yang didesain spesifik untuk Indonesia dan Asia Pasifik,” jelas Rudi Budiman (Styling Design Chief, PT TAM) saat berbicara dalam acara jumpa pers Autodesk Solution Day 2013 di Jakarta kemarin (29/8/2013).
Rudi mengatakan, penggunaan Autodesk Product Design Suite telah membantu mereka meraih akurasi sebesar 90% dalam proyek, dan mengurangi waktu pengembangan sebesar 35%. Sedangkan Autodesk Alias Automotive memberikan fleksibilitas tinggi dalam proses penataan desain (styling design) sehingga Toyota bisa mengembangkan produk berkualitas yang siap diproduksi. “Fleksibel untuk styling,” komentarnya tentang Autodesk Alias Automotive.
O ya, kemarin sehari penuh Autodesk menggelar Solution Day yang dihadiri sekitar 450 profesional industri dan ahli dari kalangan industri bangunan dan konstruksi, manufaktur, dan otomotif di Indonesia. Sejumlah produk dan solusi terbaru Autodesk dipamerkan di ajang tersebut dengan menggandeng kelima mitranya di Indonesia (Synnex Metrodata Indonesia, Sinergi Wahana Gemilang, Tiga Dinamika Solusi Indonesia, EDPMedia, Optima Solusindo Informatika) dan komunitas Autodesk Indonesia. Ini adalah tahun kedua penyelenggaraan Autodesk Solution Day di Indonesia.
Asal tahu saja Autodesk memang tidak lagi melulu tentang produk AutoCAD. Tawaran produk dan solusi perusahaan ini kini dikemas dalam tujuh suite, sesuaik segmen yang disasar. Maka ada yang namanya Autodesk Plant Design, Autodesk Factory Design, Autodesk Product Design dan lain-lain.
Autodesk juga sudah hadir di cloud. “Bisa dipakai untuk berbagu desain, diakses di mana saja. (penggunanya) Bisa kolaborasi desain dengan arsitek-arsitek lain kapan saja, di mana saja dan mendapatkan umpan balik. Bisa memaksimalkan kapasitas komputasi di cloud, jadi lebih cepat,” tutur V.R. Srivatsan (ASEAN Managing Director, Autodesk) dalam acara pembukaan Autodesk Solution Day 2013.
Nah, di ajang Solution Day kemarin, Autodesk memamerkan semua teknologi dan solusinya untuk mendukung industri infrastruktur, bangunan dan konstruksi, manufaktur, otomotif dan desain proses pabrik. “(Di Indonesia) Otomotif, pabrik semen, pabrik kapal adalah yang paling banyak menggunakan produk Autodesk,” kata Achirul Djamal (Country Manager, Autodesk Asia Pte Ltd). “Otomotif dan transportasi merupakan potensi terbesar di Indonesia,” tambah Chris Lee (Regional Industry Manager (Manufacturing), Autodesk ASEAN).

Dijelaskan oleh Achirul Djamal, konsumen Autodesk di Indonesia tak lagi terbatas pada produk AutoCAD. “Dulu yang banyak dipakai adalah AutoCAD. Tapi sejak tahun lalu, produk-produk vertikal – manufakturing, arsitektur dan konstruksi — perkembangannya luarbiasa. Perubahan dari 2D menjadi 3D,” tutur lelaki yang pernah menjabat sebagai Country Manager General Business PT IBM Indonesia itu.
“Manufakturing lebih cepat mengadopsi 3D dibandingkan engineering,” tambah Yun, panggilan akrab Achirul Djamal. Salah satu solusi menarik yang ditampilkan Autodesk adalah 3D Printing.
Kekuatan Autodesk, tandas Srivatsan, adalah kemampuan visualisasi dan simulasi. Maka ia bisa digunakan untuk mensimulasikan dan memvisualisasikan aliran udara di kamar operasi rumah sakit misalnya, atau di bandara udara, juga pembangunan jalan raya dan pabrik.
“Tool infrastructure modeling bisa melihat bagaimana kalau membangun jalan. Apakah harus membuat terowongan, atau tidak agar biaya yang dikucurkan benar-benar efektif. Bikin jalan di Italia dan Jerman, pasti lebih murah di Jerman yang tanahnya rata. Di Italia banyak gunung. Untuk manufaktur di pabrik kursi, (Autodesk) bisa simulasi ratusan kursi sekaligus, misalnya dengan pembebanan. Di Vietnam, ada uji duduk 2000x yang perlu waktu. Ini bisa dipercepat prosesnya dengan bantuan teknologi (Autodesk),” papar Srivatsan.
“Di Architect Engineering & Construction, ada BIM (building information modeling), termasuk untuk jalan raya. Untuk bikin jalan raya perlu survei, melihat kontur, kekuatan tanah, jumlah penduduk sekitar. Software Autodesk dengan BIM yang framework-nya dari AS dapat membantu membuat modeling jalan raya yang sangat efisien. Software bisa bikin simulasi untuk melihat biaya, termasuk dampak pembebasan tanah,” tambah Yun.