Jakarta – Kalau kamu pikir ababil ini terkait dengan anak-anak alay, serius, ini bukan salah satunya. Tapi ini serangan DDoS yang marak mengincar server berbagai perusahaan, seperti dilaporkan Akamai, sebuah perusahaan jejaring pengiriman konten internet yang berbasis di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat. Menurut laporan Akamai di kuartal ketiga 2012, perusahaan itu berhasil melindungi beberapa perusahaan yang diincar oleh serangkaian serangan DDoS yang bernama “Operation Ababil” ini.
DDoS sendiri adalah serangan kepada mesin atau jaringan tidak dapat diakses oleh pengguna. Caranya dengan menghabiskan sumber (resource) yang dimiliki oleh komputer atau jaringan, sehingga ia sulit diakses karena terganggu fungsinya. Tapi untuk kasus Ababil, serangan ini mengekploitasi server dengan membanjirinya dengan permintaan terus-menerus hingga server super sibuk menangani permintaan dari DDoS sehingga tak bisa menangani permintaan layanan dari pengguna lainnya.
Tercatat Serangan DDoS yang mengandalkan botnet BroBot dalam melancarkan serangannya ini bisa mengirimkan 18 juta permintaan serangan per detik. Noda BroBot juga tercatat pernah mengerahkan lalu lintas serangan sebanyak 10.000 permintaan per menit per noda. Serangan-serangan tersebut terjadi secara berkelanjutan sepanjang bulan Oktober 2012, kemudian berhenti untuk sementara hingga 25 Desember. Serangan tahap dua terus berlanjut sampai Januari 2013. Awal Maret lalu, tercatat terjadi serangan Ababil fase ketiga dengan target serangan sejumlah perusahaan finansial ternama, seperti Citibank dan Bank of America.
Saat ini Ababil terus meningkatkan variasi serangan agar bisa lolos dari penyaringan sistem keamanan, khususnya dengan meragamkan query strings (kata-kata tertentu), agen pengguna, serta URL-URL kepada target. Akamai melaporkan berdasarkan laporan pelanggan Akamai yang menyebutkan bahwa ada 768 serangan DDoS di tahun 2012. Jumlah ini meningkat dua kali lipat dari yang serangan di tahun 2011. Dari jumlah tersebut, 35 persen seluruh perusahaan yang menjadi target serangan adalah perusahaan di yang bergerak di sektor perdagangan. Sementara 22 persen lainnya adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang media dan hiburan.
Oiya, 20 persen serangan juga menargetkan korporasi besar yang menyediakan layanan finansial loh. Sedangkan 14 persen lainnya menyerang perusahaan teknologi, dan 9 persen sisanya mengincar badan-badan sektor publik. 768 serangan tersebut dilaporkan oleh 413 perusahaan yang berbeda, dimana mereka sudang diserang lebih dari sekali oleh DDoS ini.