Sebagai salah satu pemain gadget lokal di Indonesia, brand Movi tak mau ketinggalan menggarap pasar tablet dengan tetap masuk di segmen ekonomis. Sebenarnya lawan di segmen ini sudah banyak sehingga para produsen terkesan melancarkan perang harga daripada harus menonjolkan fitur yang ada pada tablet. Toh begitu, fitur khas tetap harus dikedepankan agar konsumen bisa tahu apa yang membuat tablet terbaru MoviMax P3 ini layak dipertimbangkan.
Seri MoviMax P3 yang baru diperkenalkan awal semester kedua tahun ini sebenarnya mirip dengan beberapa tablet 7˝ lokal. Yang membedakan hanya desain cover luar. Selain menyertakan koneksi input dan output (I/O) standar, MoviMax P3 juga menyediakan slot kartu SIM yang memungkinkannya dipakai bertelepon. Posisi slot SIM ini menjorok ke dalam dekat tombol power. Ia lebih ditujukan bagi aktivitas bertelepon (voice) dan tak menawarkan koneksi data 3G. Dengan kata lain, jalur GSM ini hanya menawarkan koneksi data GPRS. Jadi jika ingin berinternet dengan lancar, lebih baik memanfaakan koneksi wireless lainnya seperti halnya WiFi.
Kemunculan MoviMax P3 dikonsepkan produsennya sebagai tablet untuk bersenang-senang sehingga kemasannya pun bertema serba hiburan termasuk menyertakan beberapa game populer semacam Angry Birds dan Defender II. Untuk memuluskan maksud ini, MoviMax P3 dilengkapi prosesor dengan kecepatan 1GHz buatan MediaTek (MTK65xx). Sayangnya, prosesor single core MTK yang diklaim mampu mencapai clock 1,5GHz ini seringkali kurang maksimal akibat memori utama yang hanya 512MB. “Penyakit” khas ini mungkin tak terlalu dirasakan apabila aplikasi atau game yang dipakai tidak rakus sumber daya.
MoviMax P3 yang sudah di-update dengan sistem ICS ini jadi terlihat cukup nyentrik dengan menyertakan fasilitas TV tuner analog. Tarik antena di bagian ujung dan jalankan aplikasi Analog TV yang tersedia untuk menikmati sajian TV lokal alias terrestrial. Fasilitas ini biasanya disukai mereka yang kerap nonton TV, dan rasanya hanya ini poin andalan di MoviMax P3. Oh ya, tablet ini ternyata juga hanya memiliki 3 sensor (accelerometer, microphone, dan orientation) seperti halnya tablet sekelas sehingga tak optimal untuk aplikasi yang butuh sensor yang lebih lengkap.
Dari sisi fisik, area bezel bagian tombol panel utama tampak cukup lebar dan membuat bentuk tablet terlihat memanjang. Badannya sendiri cukup ramping dan ringan. Ada juga port mini-HDMI untuk koneksi ke display lain dan slot microSD untuk menambah kapasitas media penyimpanan. Untuk koneksi ke PC, disediakan pula port Mini-USB.
Mungkin tablet ini jadi terlihat serba tanggung. Di satu sisi terlihat memikat dengan fasilitas TV, telepon, dan harga yang terjangkau, namun di sisi lain terasa kurang dalam hal memori utama, kelengkapan sensor, serta ketiadaan koneksi 3G internal.
(nic)
Hasil Uji
Linpack Android | |
Single Thread | 15,82 MFLOPS |
Multi Thread | 14,77 MFLOPS |
Smartbench 2012 | |
Productivity | 508 |
Games | 1922 |
NenaMark2 | 30,4 fps |
Spesifikasi
Prosesor | Boxchip A10 1GHz |
Memori Utama | 512MB |
Kartu Grafis | Mali-400MP |
Media Simpan Internal | 1GB NAND Flash |
Wireless | 802.11b/g/n, Bluetooth, GPS |
Koneksi Lain | Mini-USB, mini-HDMI, microSD |
Kamera | Belakang 2MP, depan 0,3MP |
Layar | 7˝ 800×480 piksel capacitive touchscreen |
Sistem Operasi | ICS (Ice Cream Sandwich) |
Dimensi | 20 x 11,5 x 1,1 cm |
Bobot | 366gr |
Situs web | www.movi.co.id |
Garansi | 1 Tahun |
Harga* | Rp1.500.000 (dengan microSD 4GB) |
*Bintang Mahameru Utama (021) 42886572
+ Desain ramping dan ringan, sistem ICS, ada fitur TV analog, harga terjangkau.
– Memori utama tanggung, tanpa koneksi 3G internal, minim unit sensor.
Rating 7,7
Foto : Alphons Mardjono