JAKARTA, SENIN – Sat ini sejumlah bank di tanah air sedang getol mempromosikan mobile banking dan Internet banking-nya. BII misalnya, bahkan sudah meniadakan layanan call center via telepon. Yang tersedia hanyalah mobile banking dan Internet banking. Yang pertama berbasiskan layanan SMS, dan yang kedua via Web. Keduanya disebutkan menyamankan pengguna karena bisa dilakukan tanpa harus datang ke bank atau cabangnya.
Nah untuk cara kedua, Internet banking, benarkah membuat penggunanya nyaman dan aman? Mari kita simak hasil survei Harris Harris Interactive pada bulan Februari dan Maret 2012 pada sekitar 9 ribu pengguna Internet di Amerika, Rusia dan Eropa. Sekitar 31% dari total pengguna tersebut menyimpan informasi pribadinya di PC atau laptop.
Dan ternyata, 60% pengguna sangat menguatirkan eksploitasi informasi finansial yang disimpannya. Yang paling ditakuti para pengguna ini adalah pencurian password (58%). Berikutnya adalah e-mail personal dan dokumen, alamat kontak dan berbagai file multimedia.
Yang memprihatinkan, kekuatiran akan keamanan data tersebut tidak diimbangi dengan sikap pengamanan. Perangkat mobile para pengguna ini umumnya tak terlindung dengan baik. Padahal 15% pengguna menggunakan tablet untuk belanja online menggunakan kartu kredit atau sistem pembayaran elektronik lain. Sejumlah 12% pengguna melakukan kegiatan itu via ponselnya.
Memang 46% responden sudah mem-backup perangkatnya, dan 30% melakukan enkripsi terhadap informasi rahasianya, serta 32% memiliki password sebagai perlindungan. Namun semua itu belum cukup untuk melindungi data finansial dari penjahat cyber.
Pengguna, begitu tulis Kaspersky Lab dalam siaran persnya, perlu menambahkan software antivirus berkualitas yang punya kemampuan lengkap. Salah satu yang bisa dipilih adalah Kaspersky CRYSTAL yang menawarkan tools untuk mem-backup data, enkripsi file dan penyimpanan password yang aman, sekaligus perlindungan terhadap ancaman Internet terkini.