JAKARTA, SENIN – Dikenal sebagai XO 3.0, perangkat berwarna hijau dan putih dengan layar 8” ini dirancang oleh lembaga nirlaba One Laptop Per Child. Menurut OLPC Chief Technology Officer Edward McNierney, perangkat baru ini bisa dipakai oleh anak dengan usia lima tahun.
“Kami mencoba menyediakan lingkungan low-power, biaya-rendah untuk edukasi,” katanya.. “Salah satu yang sedang kami kerjakan adalah percobaan software untuk melihat apakah anak-anak di lingkungan buta huruf, yang tidak sekolah, bisa mengajari dirinya sendiri untuk membaca.”
Antarmuka tablet yang digerakkan-sentuhan lebih sesuai untuk pemakaian seperti itu, kata McNierney, sambil menambahkan bahwa ongkos produksi tablet juga lebih murah dibandingkan laptop. Ia menolak mengungkap biaya produksi perangkat tersebut, tetapi jika biayanya tak lebih besar daripada versi sebelumnya (US$ 199), berarti perangkat ini bisa dijangkau banyak orang di seluruh dunia.
Tablet yang didemokan dimotori Sugar OS, sistem operasi berbasis Linux yang dikembangkan OLPC untuk laptop-nya. Namun tablet itu juga mampu menjalankan sistem operasi mobile Google Android. Pembeli boleh memilih sistem operasi mana yang ingin diinstal. Tablet demo menggunakan LCD, tetapi menurut McNierney, perangkat tersebut nantinya akan mengemaskan layar sama dengan yang ada di laptop, dengan moda monokrom yang hemat daya.

Casing prototipe untuk tablet (yang tidak berfungsi) juga ditunjukkan saat itu. Case itu dilengkapi panel surya built-in dan baterai – jika mendapat paparan matahari selama sejam, casing itu bisa membangkitkan cukup energi ke dalam batereai casing untuk pemakaian tablet selama dua jam.
Kendati laptop OLPC ini tidak pernah memenuhi janjinya sebagai “US$ 100 laptop”, saat ini sekitar 2,5 juta laptop telah dikapalkan, kata McNierney. Kebanyakan dibeli untuk sekolah. Seperti halnya laptop OLPC, tablet baru ini dibuat dengan chip mobile Marvell.
Harga tepat dari tablet XO ini akan ditentukan oleh pembelinya. “Kami tidak seperti RIM atau HP, yang membuat banyak unit dan berharap orang akan membelinya,” kata McNierney. “Ini benar-benar dibuat untuk sebuah negara yang menginginkan deployment besar, [yang ingin] menyebutkan menginginkan sejumlah tertentu.’ ”
Belum ada pesanan yang masuk saat ini. Namun pembeli bisa menentukan beberapa spesifikasi bagi tabletnya, misalnya apakah mau displai yang terlihat terang di cahaya matahari seperti milik laptop OLPC, dan berapa lama daya tahan baterainya. Menurut McNierney, tabletnya bisa dibuat dengan daya tahan batereai selama 10 jam, tetapi mungkin beberapa pembeli cuma ingin enam jam, sehingga harganya lebih murah tetapi mampu bertahan sepanjang jam sekolah.