JAKARTA, SELASA– Bahwa komputasi awan (cloud computing) mampu memberi manfaat secara bisnis sudahlah disadari banyak perusahaan. Namun sekuriti masih menjadi kendala utama. Selain itu banyak perusahaan kuatir akan adanya ancaman lain yang justru datang dari pemakaian cloud computing, misalnya malware dan penggunaan tak berhak.
“Jika tidak memiliki keamanan, maka jangan pindah ke komputasi awan,” begitu kata seorang CTO sebuah perusahaan teknologi skala kecil.
Faktanya, banyak organisasi TI yang tidak siap bertransisi ke cloud computing saat ini. Demikian lapor Symantec Corp. yang sudah mensurvei 5300 responden di 38 negara, termasuk Indonesia.
Salah satu penyebab justru adalah kekurangsiapan staf TI untuk berpindah ke cloud computing. Kurangnya pengalaman dalam cloud menjadi pengganjal kesiapan staf TI. Hanya 30% tim TI, begitu ungkap Symantec, yang punya pengalaman cloud computing.
“Untuk memastikan keberhasilan, departemen TI harus secara hati-hati memilih aplikasi yang akan dipindahkan ke komputasi awan; betul-betul memonitor keamanan, ketersediaan, dan biaya layanan komputasi awan; dan memastikan bahwa staf mereka telah mendapat pelatihan dan persiapan yang tepat,” kata Anil Chakravarthy, senior vice president, Storage and Availability Management Group, Symantec dalam rilis yang PCplus terima.
Lalu apa yang harus dipersiapkan oleh “Staf TI yang tidak siap” ini???
*sepertinya saya masuk dalam golongan tersebut
saya gak setuju, kalo di indonesia bukan karena Ketidaksiapan Staf TI nya, tapi lebih kepada ketidak siapan.. fulusnya..$$$ !!