JAKARTA, RABU – Sudah dua hari ini turun hujan di Jakarta. Kemarin, gara-gara hujan jelang sore hari itu banjir setinggi betis melanda salah satu kawasan pinggiran Jakarta. Banjir memang sudah menjadi langganan kota metropolitan ini, apalagi jika ada kiriman air dari Bogor dan daerah Puncak.
Dulu, peringatan akan datangnya air bah ke Jakarta dan wilayah sekitarnya itu diteruskan melalui jalur tradisional, termasuk suara kentongan berantai dan pantauan pandangan mata langsung petugas. Untuk tahu ketinggian air, seorang petugas harus jalan 150m dari posnya ke bendung Katulampa. Jika kondisi darurat, ia harus jalan bolak-balik agar bisa mengirim informasi setiap lima menit. Tidak efisien bukan? Apalagi jika sedang hujan lebat.
Namun di jaman teknologi ini sudah ada cara yang lebih baik, yakni via SMS. Ketinggian air bendungan Katulampa yang menjadi indikator aliran air (dan dampak banjir) ke sungai Ciliwung di Jakarta pun tidak perlu lagi dipantau manual, tapi secara otomat melalui CCTV (closed circuit TV) yang dipasang di sekitar bendungan, alat ukur (Peilschaal), Analog Digital Converter Module, mobile monitoring dan komputer. Semua ini adalah proyek CSR (corporate social responsibility) Nokia Siemens Networks dan DPSA (dinas pengelolaan sumber daya air).
Maka staf DPSA (dinas pengelolaan sumber daya air) propinsi Jawa Barat kini bisa memberikan informasi yang lebih akurat tentang ketinggian air di bendungan Katulampa via SMS. Info ketinggian air itu pun boleh diakses masyarakat dari situs DPSDA.
“Pemantau ketinggian air otomatis dari Nokia Siemens Networks yang dipasang di Bendung Katulampa merupakan sebuah konsep luar biasa dengan solusi-solusi sederhana, yang memberikan keuntungan sangat besar bagi masyarakat berupa perlindungan yang lebih baik dan penanggulangan darurat yang lebih cepat selama bencana banjir,” kata Helmi Faizal, Kepala BPSDA – Balai Pendayagunaan Sumber Daya Air WS Ciliwung Cisadane Jawa Barat.