
JAKARTA, RABU – Ledakan data sudah terjadi. Tahun ini, kata Atul Patel (Vice President for Business Analytics & Sustainability, SAP Asia Pacific, Japan) dalam jumpa pers di Jakarta (9/3), ada sekitar 5 exabyte data di seluruh dunia.
Sementara itu, papar Sudhir Thomas Vadaketh (Senior Editor, Economist Intelligence Unit), hanya 17% perusahaan yang menggunakan setidaknya 75% dari data yang mereka miliki. Akurasi dan ketepatan waktu pun dirujuk sebagai faktor yang paling penting, mengalahkan detail. Angka-angka itu diperoleh Sudhir dari riset terhadap 602 eksekutif puncak dari berbagai perusahaan di seluruh dunia.
Tapi bagaimana mengelola dan memilah mana data yang berguna untuk bisnis perusahaan? Apalagi saat ini, tambah Singgih Wandojo (Operations Director, PT SAP Indonesia), trennya adalah real time, mobile, dan social network.
“Sekarang masih ada gap antara transaksi dan waktu analisis, sekitar 1 hari. Jadi perusahaan harus punya tool untuk akses cepat, mobile, dan bisa share data ke kustomer via social network, juga olah data dalam jumlah besar. Agar analisa bisa lebih cepat, SAP datang dengan SAP HANA untuk mengolah data real-time dengan kecepatan yang mengagumkan,” kata Singgih. SAP HANA, tambah Atul, adalah tool yang memadukan hardware dan software. Software Analytic High-Performance Appliance ini mengandalkan kekuatan komputasi in-memory yang cepat dan merupakan bagian dari solusi business intelligence dan enterprise information management versi 4 dari SAP BusinessObjects.
Jika hendak mencoba, Atul menyarankan kamu untuk menuju ke www.ondemand.com. Ia juga menyebutkan agar business intelligence tidak dibaasi hanya pada jajaran manajemen puncak, tapi terbuka bagi semua karayawan. “Jika tidak, perusahaan akan kalah (bersaing),” kata Atul sambil mencontohkan sebuah perusahaan di Jepang yang mengimplementasikan SAP HANA dalam waktu enam minggu dan memperoleh peningkatan 50x dalam mengolah data.
Sementara itu Sudhir mengusulkan perusahaan melakukan enam langkah supaya data perusahaan bisa dimanfaatkan secara lebih baik. Langkah itu adalah fokus pada data yang tepat, mempertimbangkan data mana yang tidak dibutuhkan, mendemokrasikan data, menempatkan data di lokasi yang bisa diakses para karyawan, mendorong data champions, dan mempromosikan keberhasilan champions.